Medan (ANTARA) - Volume ekspor karet Sumut mulai Juni terus meningkat dampak pengapalan barang semakin lancar.
"Delay shipment (penundaan pengapalan/pengiriman) semakin berkurang sejak Juni sehingga volume ekspor meningkat," ujar Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Senin.
Sebelumnya khususnya sejak COVID-19 melanda, terjadi "delay shipment" dampak kesulitan kontainer akibat sempat terganggunya ekspor menyusul ditutupnya beberapa pelabuhan negara tujuan ekspor.
Meski masih tetap ada penundaan pengiriman, tetapi tidak sebanyak di awal tahun.
"Alhamdulillah.Pada Juni, volume ekspor sudah meningkat 41 persen dari Mei atau menjadi 36.734 ton," ujar Edy.
Selain pengapalan semakin lancar, peningkatan ekspor juga didorong banyaknya permintaan dari pabrik ban.
Permintaan yang tinggi pada Juni, katanya, biasanya dilakukan pabrik ban untuk menjaga stok di semester II.
Negara tujuan ekspor Sumut pada Juni ada ke 31 negara.
Tujuan ekspor utama karet Sumut di Juni yakni Jepang , Brazil, Amerika Serikat, Turki dan Republik Rakyat Tiongkok.
Permintaan yang tinggi di Juni membuat, volume ekspor karet Sumut pada semester I 2022 meningkat meski tidak terlalu besar.
Total volume ekspor karet Sumut pada semester I 2022 naik 1,24 persen dibandingkan periode sama 2021 atau menjadi 189.605 ton.
"Mudah-mudahan ekspor karet Sumut semakin lancar di semester II," katanya.
Apalagi, ujar Edy Irwansyah, harga rata-rata karet SIR 20 tren menguat atau di kisaran 1,63 dolar AS per kg.
Walau pun, ujar Edy Irwansyah, harga ekspor karet itu tergolong masih jauh dari level renumerative untuk petani karet, yakni 2,5 dolar AS per kg.