Tapanuli Selatan (ANTARA) - Lebah madu asli yang dihasilkan kelompok tani di Tapanuli Selatan (Tapsel) membutuhkan pendampingan demi keberlangsung produksinya.
Zulkarnaen Hasibuan Kaseksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat (PHPM) UPT KPH X Wilayah Padang Sidempuan mengatakan itu kepada ANTARA, Senin (17/5).
Delapan kelompok budidaya lebah madu sistem kotak yang mereka bina sejak akhir 2020 kini mulai berproduksi yang hasilnya belasan liter madu sekali dua minggu.
"Kita berharap ada campur tangan pemerintah terkait produksi lebah madu petani hasil bantuan dana sisa COVID-19 Propinsi Sumut ini. Sebagian petani kewalahan soal pasarnya," katanya.
Baca juga: Dampak COVID-19 harga gabah Kopi Sipirok bertahan lemah
Untuk Tapsel program budidaya lebah madu didapat kelompok tani diantaranya di Desa Sikuik-kuik, Sugi, Sirame-ramean, Sisundung, Tobotan dan Pasar Lama. Dua kelompok Pijor Koling (Padang Sidempuan) sehingga total 8 kelompok.
Soal harga sementara ini madu asli hasil koloni trigona 250-350/liter sedang madu hasil koloni cerena 200 - 300/liter. Sistem pemasaran masih door to door.
"Program ini membantu peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat apalagi dalam menghadapi masa COVID-19," tandasnya.