Jakarta (ANTARA) - Dokter ahli gizi Marya W.Haryono mengatakan pengidap kanker yang menjalani ibadah puasa untuk ibadah bulan suci Ramadhan dapat menjadikan susu tinggi protein sebagai salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan nutrisi saat berpuasa.
Hal itu untuk menyiasati jika pengidap kanker mengalami kebosanan pada menu makan dan minuman yang dijalani berbarengan dengan pengobatan.
“Susu tinggi protein itu kan baik. Di masa puasa tentu waktu makan pun sedikit tapi kita tetap harus menjaga nutrisi kan. Nah susu tinggi protein ini bisa digunakan untuk pelengkap menu berpuasa. Tapi ingat dosisnya harus pas. Mau disajikannya diseduh, atau pakai shaker itu balik ke selera masing- masing,” kata Marya dalam webinar “Panduan Aman Jalani Ibadah Puasa untuk Pejuang Kanker” yang diselenggarakan oleh RSU Bunda, Sabtu.
Baca juga: Kenali "zoom fatigue" dan pengaruhnya akan kesehatan mental
Meski demikian perlu diperhatikan agar pengidap kanker tetap menjaga asupan nutrisi itu tidak hanya dari susu tinggi protein tapi juga bergantian dengan makanan bergizi serta minum air putih yang cukup.
Susu tinggi protein fungsinya tidak menggantikan makanan dan minuman sebagai asupan nutrisi utama.
Sama halnya dengan jus atau pun buah-buahan yang tidak bisa dijadikan main course namun lebih berperan sebagai pendamping saat pengidap kanker menjalani puasa.
Selama berpuasa pun, Marya berpesan agar pasien kanker harus bisa memastikan nutrisi yang diterima seimbang baik pada saat sahur dan juga berbuka sehingga kinerja tubuh dapat stabil dan tetap bisa beraktivitas normal meski sedang menahan lapar dan haus selama 12 jam.
“Jadi jangan dikurangi makanan, tapi tetap dijaga nutrisinya 50 : 50 pada saat sahur dan juga berbuka,” tutup Marya.