Petani di lereng Gunung Sinabung kembangkan tembakau berkualitas
Jumat, 26 Februari 2021 17:18 WIB 4022
Petani di Desa Batu Karang, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, mengembangkan tanaman tembakau dengan kualitas ekspor yang mewangi di kaki Gunung Sinabung. (ANTARA/Donny Aditra)
Medan (ANTARA) - Petani di Desa Batu Karang, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, mengembangkan tanaman tembakau berkualitas yang mewangi di kaki Gunung Sinabung, dan hasilnya bisa dipasarkan ke berbagai daerah.
Seorang petani tembakau, Dalangit beru Sitepu, Jumat mengatakan selama ini tembakau hasil olahannya telah dibeli dan dikirim ke Kota Medan hingga Pulau Jawa, Batam dan Bali.
Bahkan pembeli asal Malaysia telah beberapa kali membeli tembakau olahannya, yang dijual di kisaran harga Rp60-80 ribu per kilogram.
"Petani tembakau di sini sudah bertahun-tahun. Kami menghasilkan tembakau ini dapat kira-kira 200 kilo per bulan. Kami mengirim ke Batam, kadang-kadang ke Malaysia juga dan akhir-akhir ini ke Bali," katanya.
Petani tembakau lainnya, rosmida beru Sebayang, mengaku telah menjadi petani tembakau sejak puluhan tahun lalu, dan hingga kini telah menghasilkan sekira 200 kilogram tembakau kunyah siap edar perbulannya.
Tembakau yang dihasilkannya juga biasa digunakan sebagai bahan baku untuk membuat rokok kretek oleh pembeli. dirinya meyakini, tembakau di desa ini berkualitas ekspor yang tidak kalah dengan wilayah lain di indonesia, yang menjadikan tembakau sebagai komoditas utama warganya.
"Kalau untuk diproduksi ke luar negeri pun kualitas tembakau kita bagus, kualitasnya pun terjamin. Ini enggak ada efek sampingnya, obatnya juga enggak banyak dan enggak beracun. Kalau kami dapatkan bagus hari, sebulannya kami dapat 200 kilo," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Desa Batu Karang Arini beru Tarigan mengatakan ke depan pihaknya akan memanfaatkan badan usaha milik desa (BUMDes) untuk mencari pembeli tetap, serta mengatur tata cara pengiriman tembakau yang terintegrasi, sehingga mempermudah petani untuk menjual tembakau.
"Badan usaha milik desa kita harapkan dapat mengelola perkembangan tembakau di desa ini lebih baik apakah itu nanti kita buat melalui pengolahan teknik pengiriman atau teknik pengolahan tembakau ke depannya," katanya.