Sibolga (ANTARA) - Seiring dengan dimulainya ekspor perdana dari Pelabuhan Sibolga, diharapkan pola pikir masyarakat Sibolga khususnya yang bermukim di kawasan pelabuhan untuk berubah juga. Hal itu sejalan dengan keinginan para pengusaha yang akan mengekspor hasil usahanya melalui pelabuhan Sibolga.
“Perubahan luar biasa akan terjadi di Kota Sibolga ini dengan dimulainya ekspor perdana hari ini. Masyarakat juga harus berubah dengan memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para eksportir atau importir. Selain itu juga aktivitas ini akan meningkatkan pendapatan daerah dan peningkatkan tenaga kerja. Atas dasar itulah saya mengajak seluruh masyarakat kota Sibolga agar memberikan suasana yang baik dan kondusif dengan adanya kegiatan ekspor/impor dari pelabuhan kita ini,” ajak Syarfi Hutauruk pada acara peluncuran ekspor perdana di Dermaga Pelabuhan Sibolga, Sabtu (13/2).
.
Baca juga: Wagubsu: Pelebaran akses transportasi menuju pelabuhan Sibolga akan dikoordinasikan
Ditambahkan Wali Kota dua periode itu, bahwa Bea Cukai, KSOP, Pelindo, Imigrasi dan instansi yang berkaitan dengan pelabuhan sudah berbenah diri. Jadi masyarakat juga harus ikut berbenah untuk menerima perubahan itu.
“Kami dari pemerintah Kota Sibolga akan terus memberikan edukasi kepada masyarakat, karena hasil dari perjuangan kita selama ini sudah menunjukkan hasil dengan dibangunnya pelabuhan dan terimal penumpang ini,” katanya.
Syarfi juga mengungkapkan, sejarah dibangunnya terminal pelabuhan Sibolga tidak terlepas dari upaya dan paparan yang dia sampaikan saat Rakornas Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bersama Presiden Joko Widodo di Jakarta. Di mana waktu itu inflasi tertinggi di daerah di seluruh Indonesia Sibolga menempati urutan kedua setelah Papua. Saat itu Presiden meminta penjelasan dari daerah-daerah yang sangat tinggi inflasinya.
“Saat itu saya paparkan di hadapan Bapak Presiden Jokowi bahwa penyebab tingginya inflasi di Sibolga dikarenakan infrastruktur yang belum baik dan keberadaan pelabuhan. Saat itu Pak Presiden menyela apa hubungan pelabuhan dengan inflasi. Lalu saya jawab ada pak hubungannya, yaitu bekaitan dengan ketersediaan barang dan transportasi. Saat itu juga di depan kami, Menteri PU, Menteri Perhubungan dan Meneg BUMN diperintahkan beliau untuk meninjau pelabuhan Sibolga,” kenang Syarfi.
Dan saat peresemian pelabuhan ini tahun 2019 sambung Syarfi, Presiden menyampaikan bahwa pelabuhan Sibolga sangat bersejarah. Ia meminta agar kegiatan pelabuhan jangan menumpuk di Belawan dan Tanjung Priok saja, harus ada di daerah tengah. Dan kebetulan pelabuhan Sibolga ini berada di tengah antara Belawan maupun Priok. Dan kalau dilihat dari letak geografisnya, Madina, Kabupaten Pasaman, Aceh Singkil, Wilaya Taput, Tapsel dan daerah lainnya jauh lebih dekat aksesnya ke pelabuhan Sibolga ini.
“Jadi bapak Wakil Gubernur, harapan kami itu sudah terwujud hari ini, apalagi di tengah masa jabatan kami yang akan berakhir. Saya yakin, penerus kami sebagai Wali Kota Sibolga dan Wakil Wali Kota Sibolga akan dapat menyesuaikan dan mempercepat urusan-urusan ekspor ini. Karena antara Pelabuhan dengan Pemerintah daerah harus bersinergi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Sibolga ini. Sekali lagi saya atas nama Wali Kota Sibolga merasa bangga dan bersyukur dengan ekspor perdana ini, dan secara khusus atas kehadiran bapak Wagubsu ke Sibolga ini yang menurut hemat kami membawa berkah dengan menyaksikan peluncuran ekspor perdana ini,” pungkas Syarfi yang disambut dengan tepuk tangan.
Masyarakat di sekitar pelabuhan Sibolga harus berubah
Sabtu, 13 Februari 2021 16:53 WIB 1198