Tapanuli Selatan (ANTARA) - RJ (22), pemuda ini nekad mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di rumahnya di Desa Sisoma, Kecamatan Tantom Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kamis (24/12).
Kapolres Tapanuli Selatan AKBP Roman Smaradhana melalui Kapolsek Batang Angkola AKP Yuswanto dikonfirmasi ANTARA, Kamis malam, membenarkan kejadian bunuh diri tersebut.
Jasad korban pertama kali ditemukan abangnya Rapindo Napitupulu (24) yang baru saja pulang kerja sekira pukul 15:00 WIB. Saat itu pintu dan jendela rumah terkunci, terdengar hanya musik keras keluar dari speaker.
Baca juga: Dosen ini ditemukan tewas gantung diri
"Rapindo memaksa masuk jendela belakang rumah setelah lama mengetuk-ngetuk pintu jendela tidak ada yang menjawab," jelas Yuswanto hasil olah TKP. Setelah memasuki ruang tengah rumah, alangkah terkejutnya Rapindo melihat jasad kaku adiknya RJ sudah tergantung di atas lantai rumah dengan kondisi leher dililit tali nilon hijau.
Korban anak paling bungsu atau anak ke 9 dari 9 bersaudara. Tinggal bersama ibunya Tuminar Lubis (61) dengan dua saudaranya. Ayah mereka Walden Napitupulu sudah meninggal dunia.
Sebelum ditemukan gantung diri, korban sekira pukul 14:00 WIB dikabarkan sempat membeli Racun Rumput merk DMA-6 seharga Rp33 ribu dan Racun Keong Tox senilai Rp25 ribu di salah satu toko di Desa Ingul Jae atau berjarak lebih kurang 500 meter dari rumah korban.
Saat olah TKP, petugas menemukan dari dapur rumah korban dua jenis racun yang tidak pakai tutup (terbuka). HP dalam keadaan rusak (pecah). Muntahan diduga bercampur racun ditemukan dari dalam kamar korban beserta gelas plastik berisi campuran cairan racun.
"Keluarga menerima kepergian korban, dan tidak menuntut untuk diautopsi. Diduga karena putus cinta dengan pacarnya". Camat Kecamatan Tantom Angkola Indra Sakti Siregar, Kepala Desa Sisoma Ardi Siahaan yang dihubungi menyatakan korban disemayamkan untuk selanjutnya akan dimakamkan.