Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Sejumlah mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merancang alat olahraga khusus bagi penyandang tuna daksa yang diberi nama Difabel of Statis Health.
"Alat ini dapat digunakan dan dioperasikan dengan mudah oleh para penyandang tuna daksa. Alat ini memiliki manfaat untuk membantu menjaga kesehatan tuna daksa, sehingga penyandang mereka bisa melakukan olahraga dengan mudah," kata ketua kelompok perancang alat tersebut, Anggi Ramadhani di Malang, Juma (12/11).
Ia mengaku munculnya ide merancang alat olahraga tersebut, dilatarbelakangi minimnya fasilitas olahraga bagi orang yang memiliki keterbatasan fisik (difabel). Alat yang diberi nama Difabel of Statis Health itu pada prinsipnya bermanfaat untuk membantu menjaga kesehatan para penyandang difabel, khususnya tuna daksa agar dapat melakukan olahraga dengan mudah.
Baca juga: Mengenal LiDar, sensor kamera di iPhone 12 Pro
Olah raga merupakan aktivitas penting dalam hidup. Olahraga yang teratur dapat membantu tubuh tetap fit dan mengurangi resiko sakit. Ada banyak macam olahraga, di antaranya sepak bola, bulutangkis, lari, bersepeda, futsal, catur, tinju, dan lainnya.
Namun, lanjutnya, tidak semua masyarakat memiliki kondisi fisik yang sama karena ada masyarakat khususnya yang menyandang tuna daksa dan tidak dapat melakukan olahraga tersebut.
Hanya saja, alat olahraga rata-rata untuk orang yang mempunyai fisik normal. Di Indonesia, khususnya di Kota Malang saat ini, berdasarkan penelusuran 100 persen tempat olahraga belum ada yang menyediakan tempat dan alat khusus bagi mereka yang memiliki kebutuhan khusus (difabel).
Lebih lanjut, Anggi mengatakan alat ini sangat erginomis, sebab terdapat pedal dari kayu yang dilapisi spons dan kulit untuk kenyamanan berpijaknya kaki atau tangan. Ada dua pedal di bawah dan di atas.
Ada juga roda yang digunakan untuk penggerak beban agar bisa naik dan turun. Alat ini juga dapat diatur bebannya sesuai berat beban yang dikehendaki. Mulai dari 2 kilogram hingga 5 kilogram. "Alat ini diatur dengan ketinggian disesuaikan agar mudah menaikinya," paparnya.
Kelompok mahasiswa perancang alat olahraga bagi tuna daksa tersebut, adalah Anggi Ramadhani, Muhammad Fahrul Islam, dan Alfina Damayanti. Mereka dibimbing dosen Dian Palupi Restuputri.
Berkat inovasi ini, kelompok tersebut, berhasil memenangi (Juara 1) Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Kategori Umum Mahasiswa Nasional Tahun 2020 Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (BAPOMI) Jawa Timur.
Dalam lomba yang digelar awal November ini, mereka mengusung karya tulis berjudul "Rancang Bangun Alat Difabel Of Statis Health sebagai Alat Olahraga Penyandang Tuna Daksa". "Alat ini dikembangkan dari sebuah alat olahraga, yaitu sepeda statis yang pada umumnya digunakan untuk berolahraga," kata Anggi.