Medan (ANTARA) - Volume ekspor karet Sumut melemah akibat keterbatasan bahan baku sebagai dampak musim hujan di berbagai sentra produksi.
"Realisasi ekspor karet Sumut pada September misalnya turun 10,8 persen dari Agustus 2020," ujar Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Sabtu (31/10).
Pada September, volume ekspor karet Sumut sebesar 34.351 ton dari 38.182 ton di bulan Agustus 2020.
"Meski turun, harga jual naik karena pembeli khawatir dengan pasokan yang ketat," katanya.
Baca juga: Harga karet di Tapanuli Selatan naik tipis
Dia menyebutkan, tujuan ekspor karet Sumut terbesar kembali ke Jepang setelah di periode Juni-Agustus didominasi China.
Volume ekspor ke Jepang untuk pengapalan bulan September sebesar 6.401 ton atau 18,64 persen dari total volume ekspor September sebesar 34.351 ton.
Setelah Jepang,18,64 persen, disusul ke Amerika Serikat 12,48 persen, China 12,05 persen dan India 11, 44 persen.
Baca juga: Nilai ekspor karet Sumut turun 7,63 persen
"Pasokan yang ketat membuat harga TSR20 di bursa Singapura (SGX) pada 30 Oktober untuk kontrak Nopember sebesar 1,56 dolar AS per kg," katanya.
.
Harga itu meningkat dibandingkan harga rata-rata September sebesar 1,36 dolar AS per kg. Pada September 2020, karet Sumut di ekspor ke 36 negara.