Medan (ANTARA) - Masyarakat Kota Medan, Sumatera Utara kehilangan sosok dermawan sekaligus seorang pengusaha sukses Tamin Sukardi yang telah meninggal di RS Royal Prima Medan, Sabtu (24/10) pagi karena gagal jantung setelah menjalani perawatan COVID-19.
Sekretaris Perhimpunan INTI Medan, Willem Hasli di Medan, Rabu, mengatakan, Tamin Sukardi merupakan sosok pengusaha dermawan yang telah banyak membantu orang. Willem mengaku banyak orang yang merasa kehilangan atas meninggalnya beliau.
“Pak Tamin orang yang baik, dermawan dan sangat sederhana. Orangnya tidak sombong, pantas banyak orang yang kehilangan sosok beliau,” kata Willem Hasli.
Willem mengaku sudah lama mengenal sosok Tamin Sukardi dan keluarganya, terutama saat almarhum masih aktif di Perhimpungan INTI Sumut.
Menurut Willem, Tamin Sukardi yang masih tercatat sebagai Dewan Kehormatan INTI Sumut dan dikenal suka beramal.
“Tidak sedikit yang sudah dibantu olehnya dan dia membantu tanpa melihat orang, siapa pun yang butuh bantuannya pasti ditolong Pak Tamin,” kata Willem.
Namun, Willem menyayangkan bahwa hanya beberapa jam setelah meninggalnya Tamin Sukardi, foto wajah almarhum Tamin Sukardi telah beredar disejumlah media online.
Menurutnya, tindakan tersebut tidak elok karena jelas tidak sesuai dengan etika jurnalisme.
Menurut sumber yang dapat dipercaya, foto tersebut awalnya disebarkan di Whatsapp group pemberita oleh reporter hukum dari salah satu media surat kabar Medan dan dari caption foto kemungkinan besar didapat dari dokumentasi pelaporan internal Lapas Tanjung Gusta Medan.
Psikolog Medan Irna Minauli menyatakan sangatlan tidak pantas mempublikasikan photo wajah orang yang telah meninggal ke publik.
Menurutnya, secara etika kita harus menghormati nama baik almarhum.
Willem menjelaskan Tamin Sukardi mempunyai riwayat penyakit jantung dan bahkan jauh sebelum beliau menghadapi persoalan hukum sudah beberapa kali berobat ke Singapura dan selama berada di Medan berkonsultasi dengan spesialis dokter jantung di RS Columbia Asia.
Bahkan infonya, kata Willem, almarhum pertama dirujuk ke RS Bandung pada hari Sabtu, 3 Oktober 2020 sore karena demam, mual dan diare dan saat itu dilakukan Rapid Test dengan hasil tes negatif.
Dari hasil tes darah, dokter RS kemudian memberi prognosis bahwa beliau menderita tifus stadium 4 dan diberikan pengobatan.
Karena kondisi yang tidak membaik, pihak keluarga kemudian meminta RS Bandung melakukan swab PCR pada Senin 5 Oktober 2020 dan hasilnya adalah positif.
Keluarga kemudian meminta izin kepada pihak Lapas untuk merujuk Tamin Sukardi ke RS Columbia Asia karena mengingat usianya yang sudah lanjut dan resiko komorbid penyakit jantungnyadan karena catatan medis jantungnya ada di RS Columbia Asia.
Namun permohonan ini ditolak pihak Lapas Tanjung Gustadengan alasan hanya dapat merujuk pasien ke RS yang ada MOU dengan pihak Lapas yakni RS Royal Prima.
“Rasanya pengorbanan seorang tokoh masyarakat seperti Pak Tamin akan sia-sia apabila negara kurang memperhatikan warga binaan lansia terutama dimasa pandemi ini,” kata Willem.
Masyarakat kehilangan sosok Tamin Sukardi
Rabu, 28 Oktober 2020 14:57 WIB 3696