Hanoi (ANTARA) - Meski sukses mengendalikan wabah COVID-19, Vietnam belum berencana membuka diri untuk wisatawan asing lantaran khawatir hal tersebut dapat menyebabkan gelombang kedua infeksi, kata perdana menteri negara Asia Tenggara tersebut, Rabu.
Berkat program pengujian yang terarah dan agresif serta sistem karantina yang terpusat, Vietnam mencatat jumlah infeksi yang relatif rendah yakni 352 kasus, yang sebagian besar sudah dinyatakan sembuh. Tidak ada kematian COVID-19 yang dilaporkan di negara tersebut.
"Tidak ada ceritanya tergesa-gesa untuk membuka diri," kata Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc melalui pernyataan yang diunggah di situs pemerintah, Rabu.
Baca juga: Pemrov Sumut siapkan regulasi tambahan atasi masyarakat tak patuh protokol kesehatan
"Vietnam belum siap untuk menyambut kembali wisatawan asing. Pakar asing, pekerja tingkat tinggi dan investor yang datang ke Vietnam akan disambut namun akan diawasi secara ketat."
Baca juga: WHO: 226.000 kematian COVID-19 terjadi di Amerika
Pakar asing dengan keahlian super seperti insinyur diizinkan untuk datang ke Vietnam dengan penerbangan khusus dan karantina di hotel dalam upaya menjaga ekonomi agar tetap bertahan melewati pandemi global. Phuc mengatakan frekuensi penerbangan seperti itu akan ditambah.
Selama lebih dari dua bulan Vietnam melaporkan nihil transmisi komunitas COVID-19. Pada awal Juni pemerintah Vietnam mengaku sedang berencana untuk melanjutkan penerbangan ke sejumlah negara bebas COVID-19, yang melaporkan nol kasus corona selama 30 hari.
Negara-negara Asia Tenggara lainnya dengan kondisi infeksi yang melandai sedang mempertimbangkan penyusunan arus perjalanan dalam beberapa bulan ke depan, seperti Malaysia dan Thailand, untuk menerima negara-negara seperti China, Korea Selatan dan Jepang.
Thailand sudah 31 hari tanpa transmisi domestik dan akan mengizinkan masuk sejumlah pelancong bisnis jangka pendek dan wisatawan medis terhitung bulan depan.
Sumber: Reuters