Yogyakarta (ANTARA) - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menganjurkan pelaksanaan shalat Idul Adha (id) dilakukan di rumah untuk menghindari penularan COVID-19 mengingat persebaran virus corona jenis baru di Indonesia belum menunjukkan grafik penurunan yang signifikan.
"Sangat dianjurkan dilakukan di rumah masing-masing dengan alasan persebaran COVID-19 belum menunjukkan grafik menurun yang signifikan," kata Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Syamsul Anwar saat konfernsi pers di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Rabu.
Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 jadi 19.658 orang dari 49.009 kasus positif
Baca juga: Kasus COVID-19 kembali naik, Palestina dan Israel perketat pembatasan
Kendati saat ini banyak yang menyebut bahwa saat ini telah memasuki masa normal baru atau new normal, menurut Syamsul, istilah itu adalah untuk mendukung aspek lain yakni menggeliatkan perputaran ekonomi.
"Tetapi hal-hal yang dapat kita laksanakan di rumah ya dilaksanakan di rumah, seperti ibadah," kata dia.
Sementara itu, bagi yang ingin tetap melaksanakan, khususnya di daerah zona hijau atau yang dinilai aman oleh pemerintah daerahnya serta Muhammadiyah Covid-19 Command Center ( MCCC), Syamsul mengimbau agar dilaksanakan di lapangan kecil yang melibatkan warga sekitar RT/RW masing-masing.
"Kalau dilakukan di lapangan ya di tempat yang kecil di lingkungan masing-masing sehingga mengurangi kerumunan," kata dia.
Jika tetap dilaksanakan, menurut Syamsul, pelaksanaannya harus dipastikan mematuhi protokol kesehatan seperti menjaga jarak, menggunakan masker, termasuk membatasi jumlah jamaah yang hadir.
"Kita tidak tahu orang yang kelihatannya sehat-sehat saja, kita tidak tahu dia dari mana, apalagi banyak orang tanpa gejala. Kita ingin secepat-cepatnya keluar dari darurat pandemi COVID-19 ini," kata dia.
PP Muhammadiyah anjurkan shalat Idul Adha tetap di rumah
Rabu, 24 Juni 2020 16:39 WIB 867