Jakarta (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 pada Selasa melaporkan bahwa tidak ada kasus baru COVID-19 di tujuh provinsi, yakni Aceh, Jambi, Kepulauan Riau, Lampung, Riau, Sulawesi Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Selain itu, menurut Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto, ada 18 provinsi yang melaporkan kurang dari 10 kasus positif COVID-19 pada Selasa.
Kendati demikian, ia mengatakan, beberapa provinsi masih melaporkan cukup banyak kasus baru.
Baca juga: Satu warga Stabat Langkat positif COVID-19 meninggal dunia
Baca juga: Kasus posiitf COVID-19 di Kabupaten Langkat terus bertambah
"Penambahan kasus baru pada beberapa provinsi yang cukup tinggi, yaitu di Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah," katanya saat menyampaikan keterangan pers melalui akun YouTube BNPB.
Menurut data Gugus Tugas, Jawa Timur melaporkan 245 kasus baru, Sulawesi Selatan melaporkan 175 kasus baru, Kalimantan Selatan melaporkan 169 kasus baru, DKI Jakarta melaporkan 101 kasus baru, dan Jawa Tengah melaporkan 56 kasus baru.
Yurianto mengatakan bahwa pada Selasa pukul 12.00 WIB jumlah pasien COVID-19 secara keseluruhan bertambah 1.106 menjadi 40.400 orang.
Ia mengatakan, penambahan kasus baru cukup tinggi di beberapa daerah karena kegiatan pemeriksaan semakin masif dan penelusuran kontak semakin agresif dijalankan.
Sementara itu, jumlah akumulatif pasien yang sembuh dari COVID-19 bertambah 580 menjadi 15.703 orang menurut data Gugus Tugas.
"Kasus meninggal dunia bertambah 33 kasus sehingga total menjadi 2.231," kata Yurianto.
Ia menjelaskan pula bahwa pemantauan masih dilakukan pada 29.124 orang dalam pemantauan dan 13.510 pasien dalam pengawasan terkait penularan virus corona penyebab COVID-19.
Data tersebut, menurut dia, menggambarkan bahwa penularan masih terjadi dalam masyarakat, masih ada orang yang menjadi sumber penularan dan belum menjalankan karantina, dan banyak anggota kelompok rentan yang belum menyadari kerentanan mereka.
"Kasus positif harus betul-betul diedukasi untuk melakukan isolasi dengan baik. Bila perlu perawatan tentu akan dirawat di rumah sakit. Pada kasus gejala ringan, lakukan isolasi mandiri," katanya.