Tapanuli Selatan (ANTARA) - Sejak diumumkannya Komunitas HATABOSI Marancar di Kabupaten Tapanuli Selatan salah satu dari 20 nominator untuk mendapat Kalpataru 2020, dukungan pun terus mengalir. Kali ini datangnya dari Kader Konservasi Ekosistem Batang Toru.
"Komunitas HATABOSI pantas untuk mendapatkan penghargaan dari Kementerian LHK itu," Adanan Pasaribu, Ketua Konservasi Hutan Batang Toru juga Jaringan Kerja Antar Desa Tanjung Dolok, Marancar yang menghubungi, Senin (4/5).
Komunitas HATABOSI merupakan kearifan lokal jauh ada sebelum Indonesia Merdeka tahun 1945. Yakni, suatu lembaga adat penyelamat lingkungan. Dengan menjaga, melindungi hutan yang berada di kawasan hutan Sibual-buali yang luasnya kurang lebih 3 ribu hektare.
Baca juga: HATABOSI Marancar masuk 20 nominator Kalpataru, SHI Sumut apresiasi Kementerian LHK
"Sesuai "tona ni opunta" (pesan pendahulu) yang menyebut "sian harangan i do mual ni aek ta" (hutan adalah sumber air) menjadikan inspirasi yang betul-betul dijalankan,"ungkapnya.
HATABOSI Singkatan nama 4 Desa yaitu Desa Haunatas, Tanjung Rompa, Bonan Dolok, dan Desa Siranap. Dimana di Desa ini terdapat "Mantari Bondar" yang sejak turun temurun bertugas menjaga mengatur sumber saluran air di daerah itu sampai sekarang.
Sebelumnya DPW Sarekat Hijau Indonesia (SHI) Sumatera Utara yang diketuai Hendra Hasibuan juga telah mengapresiasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) yang telah memasukkan Komonitas HATABOSI sebagai salah satu dari 20 nominator Kalpataru 2020.
Dimana SHI dan Jaringan Advokasi Masyarakat Marjinal (JAMM) juga berharap masyarakat luas dapat memberikan dukungan kepada H
ATABOSI agar mendapat penghargaan bergengsi bidang kepedulian lingkungan dari Kementerian LHK ini kepada Komunitas HATABOSI pada 2020.
Dukungan agar komunitas HATABOSI menerima Kalpataru terus mengalir
Senin, 4 Mei 2020 19:22 WIB 2431