Medan (ANTARA) - Volume penjualan karet Sumut di pasar lokal tren menguat atau sudah 37.815 ton posisi Oktober 2019, dampak masih melemahnya ekspor ke berbagai negara.
"Pada 2018 total volume penjualan barang dari karet di pasar lokal sudah mencapai 46.571 ton dari 2017 yang masih 18.466 ton," ujar Sekretais Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Jumat.
Penjualan karet di pasar lokal berkisar 1.000-an hingga lima ribuan ton per bulan.
"Peningkatan penjualan di.pasar.lokal menggembirakan di tengah terjadi tren pelemahan permintaan pasar luar negeri," katanya.
Ekspor karet Sumut hingga Oktober 2019 misalnya sudah turun 9,7 persen dari di periode sama 2018 atau tinggal 345.808 ton.
Menurut dia, penurunan ekspor dampak terjadi pelemahan ekonomi secara global yang berdampak pada berkurangnya permintaan karet di pasar internasional.
Penurunan permintaan terbesar terjadi dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Amerika Serikat dan Jepang yang memang tercatat sebagai negara pembeli karet terbesar dunia.
Penurunan permintaan juga dampak masih banyaknya stok karet di tangan pedagang.
Dengan menurunnya ekspor hingga Oktober, maka diyakini total ekspor karet Sumut sepanjang tahun 2019 lebih rendah dari 2018.
Pada 2018, volume ekspor karet Sumut masih 456.536 ton.
Penurunan volume ekspor karet Sumut memang sudah terjadi sejak 2018.
Pada 2017, volume ekspor karet Sumut mencapai 512.725 ton.
"Volume.dan harga ekspor karet Sumut yang masih berfluktuasi di kisaran 1,3 dolar AS per kg membuat pengusaha berupaya memasarkan karet lebih banyak ke pasar lokal," ujar Edy Irwansyah.