Medan (ANTARA) - Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Utara memprediksi penjualan karet di pasar lokal masih akan meningkat pada tahun 2020 karena ekspor masih diragukan membaik.
"Penjualan karet di pasar lokal Sumatera Utara sejak tiga tahun terakhir terus naik, dampak melemahnya ekspor. Ada prediksi tahun 2020, kondisi serupa terjadi," ujar Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumatera Utara (Sumut) Edy Irwansyah di Medan, Kamis.
Prediksi kenaikan penjualan lokal mengacu pada masih diragukannya kenaikan ekspor, khususnya setelah Virus Corona mewabah.
Baca juga: Ekspor karet Sumut meningkat di awal 2020
Virus Corona yang melanda China dan negara lainnya dikhawatirkan mengganggu ekspor, baik dampak permintaan maupun harga yang melemah.
Dia menjelaskan pada tahun 2019 penjualan karet di pasar lokal mencapai 51.006 ton. Jumlah itu naik dari 2018 yang masih 46.571 ton dan di 2017 sejumlah 18.466 ton.
"Penjualan karet di pasar lokal terus naik sejalan dengan melemahnya ekspor komoditas itu. Pada 2019 ekspor karet Sumut 410.072 ton atau turun dari 2018 yang sebanyak 456.536 ton," katanya.
Baca juga: Penjualan karet di pasar lokal Sumut terus naik
Walau masih jauh di bawah ekspor, penjualan karet yang terus meningkat di pasar lokal sedikit melegakan pengusaha maupun petani yang mengalami kesulitan sejak ekspor melemah.
Harapannya, kata Edy, pembelian di pasar lokal terus meningkat agar pengusaha dan petani tidak tergantung dengan ekspor yang harga jualnya juga masih belum kembali ke harga normal.
Harga rata-rata ekspor karet SIR 20 di 2019 sebesar 1,40 dolar AS per kilogram.
Meski naik dari 2018 yang rata-rata 1,36 dolar AS per kilogram, namun harga di 2019 itu jauh di bawah harga tahun-tahun sebelumnya yang bisa menembus 2,7 dolar AS per kilogram, bahkan 4,52 dolar AS pada 2011.