Tapanuli Selatan (ANTARA) - Seluas 240 hektare (Ha) areal persawahan penduduk di Kecamatan Tantom Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan tergenang akibat bencana alam luapan air Sungai Batang Angkola di daerah itu dan 6,5 Ha diantaranya mengalami puso.
Sesuai laporan Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Panabari, Pandopatan Gultom diterima ANTARA tercatat luasan sawah 240 Ha yang tergenang air itu berlokasi di 12 Desa dari 17 Desa 1 Kelurahan se Kecamatan Tantom Angkola.
Baca juga: 240 hektare sawah di Tapanuli Selatan terendam banjir, 6,5 hektare puso
Di Desa Aek Uncim sawah terendam sembilan Ha puso 0,2 Ha dengan usia tanaman 1-14 hari setelah tanam (HST) varietas inpari 30/bestari., Desa Aek Kahombu delapan Ha puso 0,2 Ha usia 1-14 HST minkongga.
Desa Batu horpak enam Ha puso 0,1 Ha usia 1-25 HST padi gogo dan mikongga, Desa Situmba 60 Ha puso 3 Ha usia 30-45 HST padi gogo dan inpari 30, Desa Panabari 12 Ha puso 0,2 Ha usia 7-14 HST inpari 30 dan padi gogo.
Lalu Desa Purbatua delapan Ha puso 0,3 Ha usia 15-30 HST padi gogo dan ciherang, Desa Lumban Jabi-jabi tiga Ha puso nol usia 15-30 Ha padi gogo dan mikongga, Desa Ingul Jae empat Ha puso 0,2 Ha usia 10-40 HST padi gogo dan inpari 30.
Lanjut Desa Sisoma 10 Ha puso 0,5 Ha usia 30-45 HST inpari 30 dan mikongga, Desa Harean 10 Ha puso 0,8 Ha usia 30-50 HST inpari 30 dan mikongga, Desa Kotatua 65 Ha puso satu Ha usia 25-55 HST padi gogo dan inpari 30.
Dan, Desa Simaninggir 45 Ha puso 0,5 Ha usia 20-45 HST varietas padi gogo dan inpari 30, sehingga berjumlah total 240 Ha puso berjumlah 6,15 Ha.
Bencana alam ini sesuai catatan laporan BPP Panabari Pandapotan Gultom dan PHP Tantom Angkola Bagus Raja H.Pulungan kepihak Pemkab Tapanuli Selatan diakibatkan banjir kiriman sehingga sungai Batang Angkola daerah itu meluap dan menerjang areal persawahan penduduk pada 25-28 Oktober 2019.
Sementara Camat Kecamatan Tantom Angkola Indra Sakti yang dikonfirmasi ANTARA, Selasa (29/10) mengatakan perlahan air yang merendam ratusan Ha areal persawahan masyarakatnya itu sedikit mulai surut.
"Kita berharap intensitas hujan dan banjir kiriman berkurang agar persawahan penduduk khususnya 12 desa di Tantom Angkola ini tidak semakin parah," harapnya.