Banjarnegara (ANTARA) - Atlet difabel asal Kabupaten Banjarnegara yang akan berlaga dalam Kejuaraan Provinsi National Paralympic Committee (NPC) Jawa Tengah di Ungaran, Kabupaten Semarang, 15-18 Oktober 2019, diberangkatkan menuju lokasi kegiatan dengan menggunakan ambulans.
Ambulans milik Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara yang mengantarkan kontingen NPC Kabupaten Banjarnegara ke Ungaran tersebut, diberangkatkan dari halaman RSI Banjarnegara, Selasa.
"Kami sangat terharu, ketika ada lomba atau kejuaraan biasanya kami harus repot mencari donatur dan susah sekali mencari bantuan. Alhamdulillah dalam menghadapi Kejurprov 2019 yang ketiga ini, kami dengan mudah mendapatkan banyak hal, mulai dari fasilitas, dana, ini menjadi motivasi yang sangat luar biasa dari RSI Banjarnegara," kata Ketua NPC Kabupaten Banjarnegara Samad saat pemberangkatan kontingen NPC Kabupaten Banjarnegara.
Ia berharap ke depan ketika Pemerintah Kabupaten Banjarnegara sudah hadir membantu atlet-atlet NPC setempat, pihaknya tidak ingin melepas hubungan baik yang telah terjalin dengan RSI Banjarnegara.
Dia mengakui hubungan antara NPC Kabupaten Banjarnegara dan RSI Banjarnegara baru terjalin selama satu bulan, namun pihaknya merasakan bantuan dan kehangatan yang diberikan oleh manajemen rumah sakit itu.
"Kalau pemerintah sudah tergugah dan mau hadir di tengah-tengah atlet difabel, kami berharap dengan RSI tetap berhubungan baik. Semoga selalu menjadi motivasi dan jalan untuk atlet penyandang disabilitas," kata Samad yang juga Ketua Kontingen Kejurprov NPC Kabupaten Banjarnegara.
Menurut dia, atlet NPC Kabupaten Banjarnegara yang diberangkatkan ke Kejurprov NPC Jateng Tahap III di Ungaran, antara lain Sahid, Sarono, dan Kardiono yang merupakan atlet catur tunanetra, Khotim atlet catur tunadaksa, serta didampingi Amin Setioko yang bertindak sebagai ofisial.
Dalam hal ini, Kejurprov NPC Jateng 2019 Tahap III yang digelar di Ungaran ditujukan untuk cabang olahraga catur dan panahan.
Pembina NPC Kabupaten Banjarnegara Rendra Sabita Noris mengaku mendapat ruang dan dukungan yang nyata dari RSI Banjarnegara untuk atlet-atlet difabel binaan NPC Kabupaten Banjarnegara.
"Sebelumnya kita selalu pontang-panting mencari dukungan dari pihak ketiga saat ada kegiatan semacam ini. Pemkab Banjarnegara kami lihat cenderung hanya melihat hasil bukan proses. Kalau sudah ada hasil (prestasi) baru diakui, tapi kalau saat proses seperti ini biasa saja," kata Rendra yang juga Kepala Desa Purwonegoro, Kecamatan Purwonegoro, Banjarnegara.
Sementara, Direktur RSI Banjarnegara Agus Ujianto mengatakan pihaknya selalu terbuka dengan para penyandang disabilitas. "Terlebih dengan sahabat-sahabat yang luar biasa bertalenta ini," katanya.
Bahkan, dia berkomitmen untuk mewujudkan berdirinya sekretariat bagi penyandang disabilitas di RSI Banjarnegara.
Agus berharap kegiatan semacam itu menjadi stimulus bagi pihak lain untuk menggugah kepedulian terhadap penyandang disabilitas. "Semoga makin banyak yang peduli terhadap sahabat-sahabat kita yang mempunyai kemampuan luar biasa ini," katanya.