Jakarta (ANTARA) - Rekor kemenangan 13-0 yang dicatat tim sepak bola putri AS atas Thailand di penyisihan Piala Dunia Putri 2019 di Prancis, Selasa waktu setempat, ternyata tidak disambut gembira semua pihak.
Tidak sedikit yang justru mengeluarkan kecaman dan berpendapat bahwa AS tidak seharusnya bermain tanpa belas kasihan menghadapi Thailand yang sudah tidak berdaya.
Alex Morgan tampil sebagai topskor dengan menyumbang lima gol untuk juara bertahan AS yang mengawali perjuangan mereka dengan rekor kemenangan terbesar dalam sejarah, baik turnamen putra maupun putri.
Seperti dikutip Reuters, mantan pemain tim nasional AS, Taylor Twellman, malah mengecam tim putri AS melalui sosial media dengan mengatakan bahwa perayaan yang mereka lakukan usai mencetak gol adalah hal yang berlebihan.
"Merayakan gol (seperti nomor punggung 9) menimbulkan rasa hambar di mulut saya dan mungkin juga banyak orang lain. Saya ingin tahu apakah ada pemain yang meminta maaf setelah pertandingan," kata Twellman melalui Tweet yang diikuti 327.000 orang.
Namun pelatih timnas AS, Jill Ellis membela permainan anak buahnya dan justru berpendapat sebaliknya. Menurut Ellis, justru tidak menghormati Thailand jika mereka kemudian bermain tidak serius meski sudah unggul banyak.
"Menghargai lawan adalah dengan bermain serius menghadapi mereka. Ini adalah turnamen dimana perbedaan gol sangat berpengaruh," katanya.
"Ini adalah soal membangun momentum dan sebagai pelatih, saya tidak ingin terlalu mengendalikan pemain," kata Ellis.
"Saya menghormati Thailand. Usai pertandingan, saya berbicara dengan beberapa di antara mereka dan mereka harus tetap tegar. Ini adalah bagian dari permainan," katanya menambahkan.
Baca juga: Amerika Serikat hajar Thailand 13 gol tanpa balas
Sementara itu, pemegang rekor pencetak go terbanyak Abby Wambach juga membela rekan-rekannya.
"Bagi mereka yang merasa bermasalah dengan banyaknya gol, bagi beberapa pemain, ini adalah Piala Dunia pertama mereka, mereka seharusnya sangat senang," kata Wambach yang sudah menyumbang 184 gol di pertandingan internasional, seperti yang ditulis melalui Tweetter dan dan diikuti 679.000 orang.
Ia kemudian mempertanyakan, apakah semua kritik yang ditujukan kepada mereka itu ada hubungannya dengan masalah gender.
"Inilah impian Anda dan kemudian mencetak gol di Piala Dunia. Lalu merayakannya. Apakah Anda juga akan melarang pemain putra untuk mencetak gol atau merayakan gol?," katanya balik bertanya.
Alexi Lalas, mantan pemain tim nasional AS, juga angkat bicara dan membela tim putri.
"Bukan masalah mereka jika harus bermain menghadapi tim lemah. Tim AS disini bukan untuk menyenangkan semua orang. Tim AS berada disini untuk memenangi Piala Dunia," katanya.