Gunungsitoli (Antaranews Sumut) - Yanuardin Mendrofa, salah seorang anak buah kapal tanker MP Namse Bangdzod yang hilang kontak sejak 28 Desember 2018 berasal dari Desa Teluk Belukar, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara.
"Adik kami Yanuardin Mendrofa adalah Mualim I pada kapal tanker MP Namse Bangdzod yang hilang dalam perjalanan dari pelabuhan Sampit, Kalimantan Tengah menuju Tanjung Priok Jakarta," kata abang kandung korban, Silindung Mendrofa, di Gunungsitoli, Sabtu.
Ia mengatakan, Yanuardin Mendrofa sebelumnya sempat menghubungi keluarga tanggal 28 Desember 2018 untuk memberitahu jika kapal tanker tempat dia bekerja akan berangkat.
Kapal MP Namses Bangdzod yang mengangkut CPO tersebut berangkat dari pelabuhan Sampit, Kalimantan Tengah menuju pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Dia memperkirakan kapal tanker dimana dia bekerja akan tiba di pelabuhan Tanjung Priok pada 30 Desember 2018, dan jika cuaca buruk paling lambat tiba sehari kemudian.
Namun hingga hari ini kapal MP Namses Bangdzod bersama seluruh ABK tidak diketahui, dan telepon seluler Yanuardin Mendrofa tidak aktif lagi.
"Hilangnya kapal MP.Namses Bangdzod kita ketahui dari pihak perusahaan atau PT Petronusa Niaga Energy yang berdomisili di Surabaya, Jawa Timur," terangnya.
Dia berharap pemerintah mau peduli dan ikut melakukan pencarian terhadap kapal MP Namses Bangdzod yang hilang, supaya pihak keluarga tahu bagaimana nasib para ABK.
"Minggu depan kita akan berangkat menemui pimpinan perusahaan PT Petronusa Niaga Energy untuk menanyakan hasil pencarian atau nasib adik kita," ucapnya.
Dia juga mengakui kalau hilangnya Yanuardin Mendrofa sangat berdampak bagi keluarga, terlebih ibu mereka Nibenia Lase yang telah menjanda.
Yanuardin Mendrofa, menurut dia, merupakan tulang punggung keluarga, dan sejak bekerja sebagai mualim di kapal tanker MP Namses Bangdzod selalu mengirim sebagian penghasilannya untuk ibunya.