Tapteng (Antaranews Sumut)- Petani yang berada di Desa Siramiramian dan Desa Sihorbo Kecamatan Andam Dewi dan Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, mengaku kecewa akibat belum selesainya proye irigasi Sitakkurak.
Padahal proyek ini sudah dikerjakan sejak tahun 2015 silam namun belum kelar sampai saat ini. Hal itulah yang membuat masyarakat petani mengaku kecewa dan mosi tidak percaya kepada kontraktor yang mengerjakan proyek raksasa itu.
Adalah Hotlan Simanjuntak,(50) warga setempat mengaku sangat kecewa terhadap pembangunan proyek senilai Rp81 miliar lebih itu. Karena tidak bermanfaat sampai saat ini.
“Sampai sekarang proyek ini tak kunjung selesai. Dan kami sudah tidak percaya lagi akan keberadaan proyek ini. Untuk itu kami meminta agar keberadaan proyek yang bersumber dari dana pusat ini diperiksa aparat hukum,”pintanya.
Menurutnya, proyek bendungan Sitakkurak ini akan mampu mengaliri 2.000 hektare lahan pertanian masyarakat. Namun nyatanya hanya isapan jempol saja. Buktinya air tidak pernah mengalir dan berdampak kepada kehidupan para petani yang terancam kelaparan.
“Persawahan kami sudah kering, padahal sudah mau turun musim tanam. Dan kami hanya pasrah dan berharap air hujan agar bisa menanam demi menyambung hidup kami,”ungkapnya kepada wartawan, Jumat.
Hal senada juga disampaikan S. Sihite, (56) warga Desa Sihorbo. Menurutnya, bahwa rekanan tidak serius mengerjakan proyek bendungan Sitakkurak.
“Sejak dikerjakan tahun 2015 lalu, sampai detik ini kami belum melihat air keluar dari bendungan itu. Dari pada kami harus menunggu yang tidak pasti lebih baik kami tarik selang pompa air dari sungai untuk mengairi sawah kami,”ujarnya.
Menyikapi permasalah ini BPD Desa Sihorbo, Ronal Simanjuntak didampingi kelompok tani setempat meminta agar proyek Sitakkurak segera diaudit termasuk pihak kontraktornya yaitu PT.Hariara.
“Saat ini ribuan masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada 2.000 hektare lahan pertanian yang terancam tidak bisa berproduksi karena tidak ada air. Untuk itu kami meminta pemerintah dalam hal ini Menteri PU dan aparat hukum agar mengusut proyek yang tak kunjung selesai ini,”tegas Ronal Simanjuntak.
Sebagaimana pernyataan Kepala Balai Besar Sungai Sumatera II Baru Pandjaitan di media tahun lalu, bahwa proyek bendungan Sitakkurak mulai dikerjakan sejak 4 November 2015 dan akan rampung pada 22 November 2017.
"Nantinya bendung ini akan meningkatkan elevasi air sungai dengan volume 2.820,21 meter kubik per detik. Sehingga pasokan air irigasi ke area persawahan bisa tetap terjaga terutama musim kemarau,"katanya.
Sedangkan total anggaran untuk proyek ini mencapai Rp 81,34 miliar yang dikerjakan oleh kontraktor lokal yaitu PT. Hariara.