Sibolga (Antaranews Sumut)- Hilangnya KM Mega Top III di Perairan Aceh yang sampai saat ini belum ada kejelasannya, diminta menjadi isu Nasional. Sehingga pemerintah pusat diharapkan segera turun tangan untuk melakukan pencairan akan keberadaan ke 28 ABK kapal, ditambah 1 orang tekong kapal Pompong yang menumpang di tengah laut.
Permintaan itu disampaikan kedua pimpinan DPRD Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah, dalam rapat bersama keluaga ABK dengan pihak DPRD dan juga Basarnas serta TNI AL dan Pol Air, di Kantor Basarnas, Sibolga-Tapteng, Sabtu.
Dalam pertemuan itu dimohonkan kepada pemerintah Provinsi dan Pusat agar segera membantu pencarian kapal KM Mega Top III yang sejak tanggal 3 Januari 2018 putus kontak dengan pihak Satuan Pegawasan Sumber Daya Kelautan Perikanan Sibolga.
"Kami berharap kepada Basarnas Sibolga-Tapteng agar meminta kepada Basardanas Provinsi atau pusat, supaya menurunkan helikopter untuk mencari posisi kapal atau korban dari KM Mega Top III. Dengan demikian pihak keluarga merasa diperhatikan dengan adanya upaya tersebut. Walaupun kami sadari bahwa pihak Basarnas sudah melakukan koordinasi dengan Basarnas Provinsi dan Aceh.
Baca juga : Keluarga ABK mimpi aneh sebelum kapal hilang
Demikian juga kepada pihak TNI Angkatan Laut, kami meminta agar diturunkan juga pesawat Comet TNI AL guna mencari dimana posisi kapal tersebut. Karena sampai saat ini belum ada tanda-tanda apakah kapal itu karam atau tidak. Kalaupun karam, biasanya sudah ada jenazah yang ditemukan karena sudah hampir 17 hari, minal serpihan atau fiber dari kapal itu,"kata unsur pimpinan DPRD Sibolga, Jamil Zeb Tumori, Hendra Syahputra dan Wakil Ketua DPRD Tapanuli Tengah, Awaluddin Rao.
Menanggapi hal itu, pihak Basarnas mengatakan akan mengkoordinasi permintaan tersebut kepada pimpinan mereka. Karena pada prinsipnya mereka memiliki tugas dan batasan wilayan. Demikian juga dengan pihak TNI AL laut menegaskan, bahwa pihaknya sudah langsung bergerak begitu mengetahui ada informasi kapal yang hilang kontak dengan melakukan pencarian di Pandang, Bengkulu dan juga Aceh. Walaupun demikian permintaan itu akan disampaikan kepada pimpinan mereka.
Sedangkan untuk mengantisipasi informasi yang tidak jelas, sudah disepakati dalam pertemuan itu untuk membuka beberapa Posko. Diantaranya Posko di Tangkahan Atta, di Kantor Camat Sibolga Selatan, Kantor Camat Pandan dan Dinas Keluatan Tapanuli Tengah.
"Segala informasi tentang ABK yang hilang bisa didapat nantinya dari Posko yang sudah ditetapkan, sehingga informasi yang samapai bukan informasi hoax atau informasi tidak jelas,"tegas Camat Sibolga Selatan A. Nasution.
Pada pertemuan itu juga disepakati, bahwa sore nanti ada pertemuan lanjutan di kantor Pelabuhan Perikanan Nasional (PPN) Sibolga bersama para pimpinan instansi dan juga kedua kepala daerah.
Turut hadir dalam rapat bersama itu pihak pengusaha kapal, Basarnas, Wakil Ketua DPRD Kedua Daerah, Plt Kadis Kelautan, Tulus Panggabean, Dari Dinas Kelautan Sibolga, Pol Air, PPN, TNI-AL, beserta pihak keluarga ABK.
Dan sampai saat ini belum ada informasi perkembangan terkait keberadaan kapal berkapasitas 30GT itu.