Kotapinang, 11/11 (Antarasumut) - Puluhan rumah warga di Desa Aek Batu, Kecamatan Torgamba terendam air dari aliran Sungai Bakaran Batu Kabupaten Labuhanbatu Selatan, yakni Lorong Sidorukun, Dusun Kandang Motor dan Lorong Bakaran Batu, Dusun Simpang Empat.
Hujan deras yang melanda Kamis dini hari didaerah itu, membawa pelepah dan batang kelapa sawit menghantam dan merusak pemukiman warga. Hingga siang hari, sejumlah warga terdampak banjir masih membersihkan rumahnya dari genangan air dan lumpur.
Rumah warga yang mengalami kerusakan paling parah, Sarina br Munthe, Jumat di Kotapinang menuturkan peristiwa itu terjadi sekira pukul 00:30 WIB.
Menurutnya, saat itu, hujan turun sangat deras, tiba-tiba saja air sungai meluap dan menerjang rumahnya dan rumah warga lainnya.
"Biasanya debit air sungai ini kecil. Namun karena di hulu sungai parit batas areal (kanal) PTPN3 Kebun Sei Baruhur juga dialirkan ke sungai, sehingga luapannya parah," katanya.
Untuk sementara, Sarina bersama seorang anak dan empat cucunya terpaksa mengungsi ke rumah tetangga yang tidak terkena luapan air. "Nggak tahu lagi harus bagaimana, rumah saya sudah hancur dan nggak bisa lagi di tempati," katanya.
Kepala Dusun Kandang Motor, Herman Basyaruddin Siregar mengatakan, meluapnya sungai tersebut sudah sering terjadi, namun yang dampaknya paling parah baru kali ini.
Luapan air pada peristiwa malam itu telah menggenagi 30 rumah warga dan dua rumah diantaranya mengalami kerusakan.
"Biasanya ketinggian air hanya berkisar 15 Cm hingga 30 Cm, namun tadi malam sampai satu meter. Tingginya debit air disebabkan air dari parit batas areal (kanal) PTPN3 Kebun Sei Baruhur di kawasan hulu dialirkan ke sungai," katanya.
Herman mengharapkan pihak PTPN3 Kebun Sei Baruhur bersedia membantu memperbaiki rumah warga yang rusak akibat luapan air. Apa lagi kata dia, warga yang bermukim di perkampungan tersebut ekonominya lemah.
Sementara, Manajemen PTPN3 Kebun Sei Baruhur membantah bahwa banjir sungai Bakaran Batu yang merendam dua perkampungan dan merusak sejumlah rumah warga di Desa Aek Batu, Kecamatan Torgamba, disebabkan parit pembatas yang dibangun diareal kebun.
"Banjir itu murni bencana alam, akibat tingginya curah hujan di hulu sungai. Di areal kebun kami pun ada gorong-gorong yang rusak akibat kuatnya terjangan air," kata Manajer PTPN3 Kebun Sei Baruhur, Eltavif Mandala Hasibuan.
Dia mengakui, parit batas kebun mereka memang bermuara ke sungai Bakaran Batu. Namun, parit itu tidak berisi dan dialiri air, karena hanya berfungsi sebagai pembatas areal HGU perkebunan tersebut dengan lahan masyarakat.
"Meskipun begitu, kami tetap berupaya akan memperhatikan kondisi masyarakat. Kami akan berkoordinasi, apakah nanti sungainya akan dibantu untuk normalisasi atau seperti apa," katanya.
Kabid Penindakan BLH Pemkab Labusel, Fery Aman Siagian mengatakan, sudah meninjau lokasi banjir tersebut. Namun dia belum dapat memastikan apakah bajir bandang itu ada kaitannya dengan parit batas milik PTPN3 Kebun Sei Baruhur. "Tadi sudah dilakukan peninjaian, kami masih melakukan penelusuran atas masalah ini," katanya.
Sementara itu, sejumlah masyarakat terdampak banjir sungai Bakaran Batu di Lorong Sidorukun tetap bersikeras, bahwa banjir bandang yang melanda pemukiman mereka disebabkan luapan parit batas PTPN3 Kebun Sei Baruhur yang mengalir ke sungai.
Menurut mereka, parit-parit tersebut selama ini memang tidak dialiri air, namun ketika hujan turun deras, maka air yang tertampung akan mengalir deras ke sungai.