Kotapinang, 10/10 (Antarasumut) - Puluhan pemuda Desa Pangarungan, Kecamatan Torgamba, Labuhanbatu Selatan memblokir Jalan Besar Dusun Sungai Daun akses utama menuju PT. Perkebunan Milano Sei Daun, Senin pagi. Aksi itu sebagai protes terhadap perusahaan grup Wilmar tersebut, yang dinilai tidak memberdayakan warga setempat.
Akibat kejadian tersebut, menyebabkan sejumlah kendaraan pengangkut Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit milik perusahaan tersebut terpaksa antre, karena tidak dapat melintas akibat blokade massa.
Setelah puas menyampaikan uneg-uneg, massa kemudian memasang portal permanen di ruas jalan tersebut.
Akibatnya truk-truk perusahaan tidak dapat keluar dan masuk. "Kami mendesak pihak perusahaan mengutamakan masyarakat setempat untuk bekerja diperusahaan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit itu," kata Bambang Hermanto dkk, dengan orasi damai di jalan masuk menuju areal perkebunan.
Dia menilai perusahaan itu tidak pro terhadap masyarakat setempat. Selain itu, mereka mempertanyakan realisasi Corporate Social Responsibilty (CSR) perusahaan kepada daerah sekitar.
"Kami masyarakat di sini menerima 100 persen polusi udara dan limbah perusahaan, sementara warga setempat yang diterima bekerja tidak seberapa. Lalu apa gunanya perusahaan ini beroperasi di kampung kami," katanya.
Aksi itu akhirnya diterima Manajer PT. Perkebunan Milano Sei Daun, Ir. Nasirman Tanjung didampingi Humas, J. Saragih setelah dimediasi Kapolsekta Kotapinang Kompol A Saragih, Plh. Kapolsek Torgamba AKP GM Siagian, dan Danramil 11 Kotapinang Mayor Inf. Ertiko Cholifa.
Pada pertemuan itu, manajemen perusahaan menyepakati tuntutan pengunjuk rasa. "Terkait penerimaan masyarakat sebagai tenaga kerja, kami sifatnya menerima saja. Sepanjang pihak perusahaan masih membutuhkan," kata Nasirman.
Dikatakan, berdasarkan data, persentase warga setempat yang bekerja di perusahaan itu mencapai 85 persen. Namun kata dia, sistem perekrutan dilakukan sesuai kebutuhan.
"Kami merespon masukan ini. Silahkan sampaikan secara resmi proposal permohonan kerja, nanti ada persyaratan untuk tenaga kerja pada posisi-posisi tertentu. Jika memang sesuai dengan kriteria perusahaan, pasti akan kami terima," katanya.
Pengunjuk rasa akhirnya bersedia membuka kembali portal yang telah mereka bangun di ruas jalan menuju areal perkebunan perusahaan itu.
Namun mereka tetap mengevaluasi dalam sepekan ini, jika masyarakat setempat tidak juga mendapat prioritas untuk bekerja, akan dilakukan pemortalan kembali.