"Kami larang keras, karena itu bukan budaya bangsa ini, apalagi di kota Padangsidimpuan," kata Wakil Wali Kota Padangsidimpuan, Muhammad Iskandar Nasution, rabu.
Ia mengatakan, banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh aksi coret tersebut apalagi dilakukan di jalan raya saat berkonvoi.
Aksi coret tersebut mengundang persepsi negatif warga yang melihatnya.
Sebab, pakaian yang dicoret tersebut masih bisa dipergunakan untuk masa yang akan datang, sehingga para orang tua siswa mempunyai biaya tambahan untuk membeli pakain.
"Terkesan hura-hura, karena baju yang dicoret tersebut masih baru dan layak untuk diberikan kepada orang lain," katanya.
Kesan lain yang akan timbul dengan adanya aksi itu, tidak mencerminkan manusia terdidik, padahal baru menyelesaikan pendidikan.
"Sehingga, anggaran masyarakat para siswa hanya sekedar hura-hura untuk pergi ke sekolah selama ini. Tolong dijaga status anda sebagai manusia yang berpendidikan," katanya.
Untuk mencegah terjadinya aksi coret-coretan seragam tersebut, pihaknya akan memantau suasana pasca pelaksanaan UN nanti.
Apabila ada siswa yang kedapatan, maka akan langsung dipanggil orang tua dan gurunya.
"Saya akan cek langsung pasca berakhirnya UN.Kami berharap kepada orang tua, agar lebih memperhatikan sikap anaknya masing-masing," katanya.
"Saya akan cek langsung pasca berakhirnya UN.Kami berharap kepada orang tua, agar lebih memperhatikan sikap anaknya masing-masing," katanya.