Tapanuli Selatan,7/5(Antarasumut)- Lokasi wisata alam Aek Sijorni, masih menjadi destinasi wisatawan lokal disaat liburan panjang bulan, 5-8 Mei.
Salah satu pengunjung asal Tapanuli Tengah, Lisa (28), airnya yang bening dan keindahan panorama yang ditawarkan menjadi magnet tersendiri untuk berulang mengunjungi objek wisata yang berada di kecamatan Sayur Matinggi, Tapanuli Selatan.
"Bosan sudah bermain dengan air laut (pantai) makanya mencari objek wisata bisa bermain dengan air tawar," kata Lisa menjawab Antara Sumut apa alasan ketertarikan mengunjungi Aek Sijorni, Sabtu.
Lisa yang sudah dua kali mengunjungi Aek Sijorni melihat tidak adanya perobahan signifikan akan lokasi wahana bermain air alam tersebut.
“Perobahannya sebatas jalan rabat beton di lokasi, selebihnya masih seperti setahun lalu ketika saat saya berkunjung,†kata Lisa belakangan diketahui seorang tenaga pengajar di Pandan.
Malah sebaliknya dia menanyakan, “mengapa ya koq tidak dikelola secara profesional?â€
Sementara Bobi (19) asal Rantau Prapat yang baru pertama mengunjungi mengatakan tidak begitu terkesan setelah melihat objek wisata alam yang berlokasi di pinggiran Jalan Lintas Sumatera ini.
“Aek Sijorni sudah begitu terkenal makanya saya tertarik bersama keluarga mengunjunginya ternyata biasa biasa saja,†katanya.
Malah sebaliknya pemuda yang baru saja menyelesaikan pendidikan ditingkat SMA Rantau Prapat ini mengaku kesal banyaknya kutipan dilokasi.
“Saya sempat heran setiap jengkal tanah dilewati menuju lokasi lokasi pemandian ada saja kutipan Rp2 ribu,†katanya seraya menanyakan mengapa retribusi tidak sekali kutip saja?
Boru Pulungan (50) salah seorang penduduk lokasi mengatakan bahwa lahan objek wisata Aek Sijorni merupakan milik milik pribadi warga.
“Para warga saling memberi tanda batas pagar, setiap melewati batas pagar pemilik tanah para pengunjung wajib membayar Rp2 ribu,†terangnya.
“Alhamdulillah hasil dari kutipan untuk menambah masukan keluarga sekaligus bantu bantu biaya sekolah, sebut boru Pulungan disaat liburan bisa mendapatkan keuntungan ratusan ribu per hari dan jutaaan rupiah disaat hari besar keagamaan seperti hari raya dan tahun baru.
Camat Kecamatan Sayur Matinggi, Fadhil ditanyai membenarkan adanya kutipan tersebut. “Pemerintah tidak bisa bilang apa-apa, soalnya lokasi objek wisata tersebut milik pribadi masyarakat,†jelasnya.
“Kita sudah dan akan kembali menawarkan kepada pemilik lahan bagaimana kalau pemerintah saja yang mengkelola objek wisata yang memiliki jarak tempuh sekitar 90 kilometer dari arah Sipirok dan 45 kilometer dari Padangsidimpuan menuju Sumatera Barat.
Amatan Antara Sumut, Aek Sijorni destinasi wisata menjadi ikon Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Selatan, tidak saja wisataan lokal bahkan mancanegara kerab mengunjungi objek wisata yang memiliki air tawar dan sejumlah air terjun kecil begitu jernih.
Airnya dingin mengalir dari bukit diantara bebatuan dan pepohonan pepohonan yang tumbuh disekitarnya sehingga banyak membentuk kolam kolam pemandian dibawahnya.
Cukup disayangkan, sejak dulunya wisata air dengan panorama pemandangan pegunungan dan hutan hutan yang masih terjaga tidak terkelola secara profesional akibat terganjal masyarakat.
Padahal seandainya masyarakat pemilik lahan di objek wisata mau ‘dikendalikan’ Pemerintah daerah dengan MoU ‘bagi hasil’ mengapa tidak?
Warga tidak dirugikan pemerintah dapat terus membenahi lokasi wisata ini secara konfrehensif, sesuai harapan pengunjung Lisa warga Tapanuli Tengah dan Bobi asal Rantau Prapat.
Aek Sijorni Menjanjikan Tetapi Menyebalkan
Sabtu, 7 Mei 2016 19:50 WIB 49791