Pandan, 31/3 (Antarasumut)-Pelaksanaan Pilkada Tapteng baru akan dilaksanakan Februari 2017 mendatang. Namun beragam kegiatan dan baliho dari para balon sudah dipampangkan di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah.
Tidak ketinggalan Bupati Tapteng H Sukran Tanjung, SE, MM ikut bertarung melanjutkan pembangunan di ‘Negeri Wisata Sejuta Pesona’ itu.
Terkait dengan banyaknya balon dan baliho yang bermunculan di Tapteng, mendapat tanggapan dari bupati Tapteng Sukran Tanjung. Bagi dia, silahkan saja siapa yang mau maju untuk Pilkada Tapteng.
Hanya saja politisi Golkar ini mengingatkan para balon, agar jangan menebar fitnah dan juga isu agama dalam Pilkada Tapteng.
“Saya menghimbau kepada saudara-saudaraku yang ingin mencalon di Tapteng ini agar membawa rasa damai dan kesejukan. Karena selama ini Tapteng cukup rukun dan damai, karena kami sudah hidup bersaduara yang diikat oleh Dalihan Natolu. Jadi jangan gara-gara mau mencalon bupati jadi menyebar fitnah dan membawa-bawa agama,â€tegas Sukran saat menyampaikan sambutan dalam acara Festival Lagu Rohani Paskah Oikuemen Pemkab Tapteng, Kamis, (31/3) di GOR Pandan.
Lebih lanjut ditegaskan Sukran, dirinya paling tidak senang kalau agama dijual-jual untuk mendaptkan jabatan bupati. Bahkan ada baliho balon yang sengaja ditempelkan di rumah-rumah ibadah yang isisnya agar mengajak jemaat untuk memilih dirinya.
“Saya saja sebagai bupati tidak mau memanfaatkan hal itu, karena kita ini memilih kepala daerah, bukan memilih pimpinan agama. Silahkan dicek apakah ada baliho saya di Masjid atau di Gereja di Tapteng ini.
Karena bagi saya, jabatan bupati itu adalah amanah kepercayaan dari masyarakat yang diizinkan oleh Tuhan untuk kita laksanakan. Jadi jangan karena ingin mencalon bupati di Tapteng menjadi merusak tatanan hidup kerukunan yang sudah terjalin manis selama ini di Tapteng. Dan saya tegaskan kembali, mari kita jual program kita masing-masing, bukan untuk menghujat apalagi menjual-jual agama,â€pungkasnya.
Pada kesempatan itu juga Sukran meminta, agar menghargai jabatannya sebagai kepala daerah, karena tidak dapat dipungkuri sudah banyak dari kalangan PNS dan masyarakat yang mulai gusar dengan isu-isu yang sengaja dilemparkan.
“Saya sampai dengan bulan Agustus 2016 masih bupati Tapteng. Hargai jabatan saya yang diamanahkan negara, soal nanti saya terpilih atau tidak, itu tergantung pilihan dari masyarakat. Namun program saya untuk membangun Tapteng ini harus saya lanjutkan dan kerjakan, karena untuk itulah saya digaji dan disumpah.
Saya berharap agar semua masyarakat Tapteng jangan mau terpancing akibat isu agama dan lain sebagainya, kita adalah sama-sama orang Tapteng, kita yang tahu apa yang dibutuhkan Tapteng ini, bukan orang luar yang keinginannya untuk mengambil jabatan kepala daerah semata. Mari kita jaga kekondusifan daerah kita ini dan jangan mau terpengaruh dengan bujukan dan rayuan yang sifatnya membuat kekacauan di Tapteng ini,â€ajak mantan anggota DPRD Sumut ini.