Medan, 3/3 (Antara) - Ekspor lemak, minyak hewan dan nabati Sumatera Utara ke India dan Republik Rakyat Tiongkok mulai bergerak naik atau senilai 36,593 juta dolar AS dan 12,506 juta dolar AS pada Januari 2016.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono di Medan, Kamis, mengatakan, pada periode sama Januari 2015, ekspor lemak, minyak hewan dan nabati Sumut ke India dan RRT masih 21,633 juta dolar AS dan 8,039 juta dolar AS.
"Peningkatan nilai ekspor ke India dan RRT itu menyenangkan karena kedua negara itu menjadi tujuan utama ekspor kelompok golongan barang itu yang didalamnya ada CPO (crude palm oil) dan produk turunan lainnya," katanya.
Meskipun, kata dia, secara total ekspor lemak, minyak hewan dan nabati Sumut pada Januari 2016 masih mengalami penurunan sebesar 18,71 persen menjadi 219,782 juta dolar AS.
Penurunan itu terjadi karena ekspor ke beberapa negara masih mengalami penurunan seperti ke Bangladesh dan Amerika Serikat.
Salah satu pendiri dan pembina Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (Paspi), Balaman Tarigan, mengatakan ekspor lemak, minyak hewan dan nabati Sumut masih terganjal melemahnya permintaan akibat masih dirasakannya krisis global dan isu negatif sawit.
Dampak krisis global, kata dia, masih membuat daya beli masyarakat melemah sehingga otomatis juga pembelian pabrikan dari negara importir ikut turun.
Oleh karena itu, ujar Balaman, isu negatif sawit yang masih terus berlangsung harus terus ditepis atau dilawan kuat.
"Indonesia sebenarnya masih sangat diandalkan sebagai pemasok CPO ke negara lain, jadi harusnya Indonesia bisa kuat untuk melawan isu negatuf. Isu negatif sudah jelas karena persaingan," katanya.