Langkat, Sumut, 29/11 (Antara) - Tim gabungan pemulihan lahan hutan mangrove dari Dinas Kehutanan Sumatera Utara, TNI, dan LSM, mulai membongkar tanggul yang sengaja dibuat pengusaha di Desa Lubuk Kertang, Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat.
"Kita bongkar tanggul yang sebelumnya sengaja dibuat oleh pengusaha perkebunan kelapa sawit untuk menghalangi air laut masuk ke pesisir pantai," kata Kepala Bidang Perlindungan Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara Yuliani Siegar di Brandan Barat, Minggu.
Operasi hari kedua itu, tim gabungan pemulihan hutan mangrove Langkat membongkar sejumlah tanggul dengan menggunakan dua buah alat berat berupa eskavator.
"Kita targetkan seluas 70 hektare lahan hutan mangrove dan hutan lindung dapat kembali tergenangi air laut agar mulai kembali menjadi kawasan mangrove yang hijau," katanya.
Pembongkaran tanggul atau benteng itu dilakukan agar air laut dapat kembali masuk dan tanaman kelapa sawit yang dialihfungsikan itu mati untuk digantikan dengan tanaman mangrove.
Operasi pembongkaran tanggul itu terlihat dijaga ketat petugas TNI dan Polri dengan menggunakan senjata laras panjang.
"Kita lakukan ini untuk mengembalikan kawasan hutan mangrove sebagaimana semula, bukan perkebunan kelapa sawit," katanya.
Saat ini diperkirakan ada seluas 600 hektare lahan hutan mangrove di kawasan Lubuk Kertang Kecamatan Brandan Barat telah beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit, tambak ikan, dan udang oleh para perambah.
Sementara itu, kalangan LSM di Langkat berharap agar penertiban kawasan hutan mangrove dilakukan oleh tim gabungan itu di berbagai tempat yang lahan mangrovenya dialihfungsikan menjadi perkebunan kelapa sawit.
"Tim harus juga bertindak di Kecamatan Pangkalan Susu, Besitang, Gebang, Tanjungpura, dan Secanggang untuk menertibkan lahan mangrove yang dialihfungsikan menjad perkebunan kelapa sawit," kata Selamat, salah seorang pengurus LSM di Langkat.
Diperkirakan ada seluas 15.000 hektare lahan mangrove yang telah beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit, tetapi bukan untuk kepentingan masyarakat nelayan, namun lebih banyak dipergunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk memperkaya diri dengan menanam kelapa sawit.
"Tindakan tegas harus dilakukan, jangan tebang pilih, karena banyak lahan mangroe yang sudah beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit dan tambak," katanya. ***1***
Tim Gabungan Hutan Manggrove Bongkar Tanggul
Minggu, 29 November 2015 19:48 WIB 1740
"Tim harus juga bertindak di Kecamatan Pangkalan Susu, Besitang, Gebang, Tanjungpura, dan Secanggang"