Sidikalang, 16/10 (Antarasumut) - Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) dimulai sejak Food and Agriculture Organization (FAO) menetapkan World Food Day melalui Resolusi PBB No. 1/1979 di Roma Italia, dimana dipilih tanggal 16 Oktober yang bertepatan dengan terbentuknya FAO.
Sejak saat itu disepakati bahwa mulai tahun 1981, seluruh egara anggota FAO termasuk Indonesia memperingati HPS secara Nasional pada setiap tahun.
Sejak tahun 1981, Hari Pangan Sedunia mengadopsi berbagai tema untuk perayaan tiap tahunnya dengan tujuan menekankan pada bagian penting dari dunia pangan yang memerlukan perhatian khusus.
Sedangkan tema Hari Pangan Sedunia yang ke-35 adalah "Wujudkan Pangan Sehat Dan Sejahtera Keluarga" dilaksanakan di gedung Balai Budaya Kabupaten Dairi hari Jumat (16/10).
Perwakilan dari Kantor Ketahanan Pangan Ulinta Ginting dalam paparannya menyampaikan hak atas pangan adalah hak yang tidak terpisahkan dari martabat manusia yang inheren.
Serta tidak bisa ditinggalkan dalam pemenuhan hak asasi manusia lainnya yang tercantum dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
Hak ini juga tidak bisa dipisahkan dari keadilan sosial, membutuhkan pembuatan kebijakan ekonomi lingkungan dan sosial yang layak, baik dalam skala nasional maupun internasional, yang ditujukan untuk menghapuskan kemiskinan serta pemenuhan seluruh Hak Asasi Manusia.
Sementara itu, Perwakilan dari Dinas Pertanian Sudianto Purba dalam paparannya menyampaikan kondisi dari alam dunia khususnya Indonesia sudah sangat tragis dimana disetiap tempat banyak sekali pembalakan liar yang mengakibatkan kondisi tanah semakin buruk dan yang menjadi pencegahan alternatif adalah dengan pertanian selaras alam (PSA).
PSA lebih dikenal juga dengan istilah Pertanian Organik, Pertanian Botanis dan berbagai istilah lainnya.
PSA merupakan sistem pertanian yang lebih ramah terhadap lingkungan dan pendekatan terhadap pemamfaatan potensi yang dimiliki oleh petani sebagai aktor utama dalam bidang pertanian sehingga petani memiliki kedaulatan sebagai manusia tanpa menggantungkan diri terhadap jerat ketergantungan terhadap pemakaian pupuk, pestisida dan bibit buatan pabrik.
Perwakilan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Sabam Pasaribu dalam paparannya menyampaikan dengan sumberdaya alam yang masih banyak tersedia.
Indonesia tentu dapat memainkan peran penting dan strategis dalam memperkuat ketahanan pangan di wilayah ASEAN yang diprioritaskan pada aspek produksi, pengembangan pasar/perdagangan dan industri pangan.
Beliau juga menyampaikan menuju Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) Dinas Perindagkop berharap kepada industri rumah tangga agar lebih kreatif dan memberikan inovasi baru pada produk-produk yang dihasilkan sehingga Kabupaten Dairi khususnya dapat bersaing dari produk-produk luar yang lebih baik lagi.