Medan, 19/2 (Antara) -Permintaan terigu di Sumatera Utara dan Aceh hingga bulan ini mengalami penurunan sekitar 20 persen dari rata-rata normal 11.000 ton per bulan menyusul lemahnya daya beli dari pengguna produk makanan berbahan terigu selain adanya libur Imlek.
"Meski ada prakiraan permintaan pulih lagi mulai pekan ini atau awal Maret, tetapi diyakini kuat secara total permintaan terigu Sumut dan Aceh masih kurang bagus dibandingkan tahun 2010 dan 2011,"kata Regional Manager PT Indofood Sukses Makmur Bogasari Flour Mills Wilayah Sumbagut, Effendi, di Medan, Selasa.
Da menegaskan, kalau penjualan terigu di 2013 ini bisa sama saja dengan angka 2012 sudah sangat bagus.
Penjualan terigu tahun lalu ada sekitar 8.500 -9.000 ton per bulan untuk Sumut dan Aceh sebanyak 2.000-2.200 ton.
Krisis global yang masih melanda menyebabkan kemampuan daya beli terigu semakin melemah dan termasuk didukung gaya hidurp di tengah masyarakat yang berubah.
Masyarakat, kata dia, dewasa ini lebih mementingkan penampilan diri seperti memiliki telepon genggam atau handphone (HP) baru ketimbang menyediakan panganan termasuk untuk di hari besar keagamaan seperti di masa lalu.
Mengenai harga jual, kata dia tetap stabil meski harga gandum masih mahal.
Manajemen khawatir kalau harga naik, permintaan semakin melemah, apalagi persaingan di pasar semakin ketat dengan adanya terigu impor, katanya.
Bogasari, dewasa ini memilih melakukan bagaimana tetap mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan mengeluarkan produk yang semakin bermutu dan stok yang memadai untuk kebutuhan ditengah keoptimisan bisa terus menaikkan penjualan.
Kabid Statistik Distribusi Badan Pusat Statitsik (BPS) Sumut, Hajizi, mengakui tetap adanya terigu impor antara lain dari Turki.
Tetapi jumlah terigu iimpor itu tampaknya tren menurun, katanya tanpa merinci total impor terigu itu pada tahun ini.
Selain terigu, penurunan juga terjadi pada bahan terigu yakni gandum.***3***
(T.E016/B/M. Taufik/M. Taufik) 19-02-2013 22:18:58