Samosir (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian PPN/Bappenas resmi meluncurkan Peta Jalan Water, Energy, Food (WEF) Nexus Indonesia di Ruang Rapat Djunaedi Hadisumarto 1 – 5 Bappenas, Jl. Taman Suropati Nomor 2, Menteng, Jakarta Pusat, 10/12.
WEF sebagai pedoman strategis nasional untuk mengintegrasikan pengelolaan pangan, energi, dan air. Kegiatan ini bertujuan melakukan sosialisasi peta jalan sekaligus mendorong kolaborasi lintas pemangku kepentingan, mulai dari kementerian/lembaga, pemerintah daerah, mitra pembangunan, hingga sektor nonpemerintah.
Sosialisasi ini juga diarahkan untuk mendiseminasikan konsep dan arah kebijakan WEF Nexus, memfasilitasi pertukaran pengetahuan antarsektor, serta memperkuat komitmen bersama dalam penerapan WEF Nexus di tingkat nasional maupun daerah.
Dalam sesi panel, Wakil Bupati Samosir Ariston Tua Sidauruk tampil sebagai panelis dengan tema Pembelajaran Daerah dan Kebutuhan Dukungan Implementasi. Ia menegaskan perlunya dukungan nyata agar kebijakan WEF Nexus di tingkat pusat bisa diterjemahkan secara operasional di daerah.
“Kami di daerah membutuhkan dukungan kunci untuk memastikan implementasi WEF Nexus dapat masuk ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran seperti RPJMD dan APBD,” ujar Wabup.
Ia juga menyampaikan bahwa salah satu tantangan utama adalah keterbatasan kapasitas teknis, integrasi lintas sektor dalam perencanaan, serta kebutuhan skema pembiayaan yang jelas dan inklusif.
Terkait peluang, Wabup menilai Samosir memiliki ruang besar mengembangkan inisiatif Nexus.
“Kami melihat peluang untuk proyek percontohan berbasis nature-based solutions, pemanfaatan energi terbarukan bagi layanan publik dan pertanian, serta replikasi model integrasi sektor yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga lingkungan,” jelasnya.
Dalam pidatonya, Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menekankan pentingnya kemampuan suatu bangsa mengelola sumber daya air, energi, dan pangan.
“Sepanjang sejarah, kemampuan mengelola air, energi, dan pangan telah menentukan jatuh bangunnya peradaban,” ujarnya sambil mencontohkan sistem irigasi kuno Dujiangyan di China yang dibangun 150 SM.
Ia mengatakan hubungan air–pangan–energi kini makin erat, sementara sumber daya Indonesia terbatas. “Karena itu, Indonesia harus mengintegrasikan manajemen hubungan tersebut untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, termasuk bebas kelaparan dan menghasilkan air serta energi bersih,” ungkapnya.
Rachmat juga menyampaikan bahwa mandat Presiden RI Prabowo Subianto melalui AstaCita menempatkan kemandirian pangan, energi, dan air sebagai pilar vital bagi negara. Hal tersebut diterjemahkan ke dalam trisula pembangunan, yaitu penanggulangan kemiskinan ekstrem, peningkatan kualitas SDM, dan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Ia menambahkan, melalui kerja sama pemerintah Inggris dan UNDP, Bappenas meluncurkan Peta Jalan WEF Nexus yang dilengkapi digital decision support untuk optimalisasi alokasi sumber daya berbasis data.
“Semua ini menjadi mercusuar kuat bagi negara lain dan menawarkan model untuk mengatasi tantangan sumber daya yang saling terkait,” tegasnya.
UNSG Special Envoy for Water Retno Marsudi menyebut bahwa peluncuran peta jalan ini adalah tonggak penting perubahan paradigma pembangunan.
“Sebelumnya kemajuan dikejar sektor demi sektor, tetapi pendekatan seperti itu tidak bisa lagi digunakan. Realitas yang kita hadapi menuntut integrasi dan koherensi,” kata Retno.
Ia menegaskan bahwa ketika pemerintah gagal menghubungkan air, energi, dan pangan, masyarakat yang akan menanggung akibatnya. “Itulah mengapa keterkaitan air, energi, dan pangan sangat penting,” ujarnya
