Medan (ANTARA) - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution mulai menerapkan program sekolah lima hari bagi siswa/siswi SMA maupun SMK tahun ajaran baru 2025/2026 dan menekankan pentingnya peran orang tua dalam pelaksanaan program ini terkait pengembangan karakter anak.
"Maka dari orang tua kita inginkan ada, khusus sehari atau dua hari, peran orang tua terlibat. Jangan juga setelah program ini kita buat, justru masuk ke bimbel (bimbingan belajar) semua," kata Bobby dalam diskusi di Kantor Gubernur Sumut, Kamis.
Gubernur mengharapkan para bupati/wali kota se-Sumatera Utara turut mengkaji penerapan lima hari sekolah bisa diterapkan juga mulai tingkat SD dan SMP di daerah itu.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut memiliki wewenang hanya pada tingkat SMA, SMK, dan SLB, sedangkan bupati dan wali kota miliki kewenangan tingkat SD hingga SMP.
Penerapan lima hari sekolah ini, lanjutnya, juga telah diatur Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah.
"Kalau boleh, ini dikaji juga. Apabila diterapkan dari SD sampai SMP, bagaimana penerapannya. Kalau sekolah lima hari, apa manfaatnya," ucap Bobby.
Selain program lima hari sekolah, Bobby juga menyampaikan program sekolah gratis di Sumatera Utara mulai dijalankan tahun ini.
Gubernur juga meminta Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumut Alexander Sinulingga untuk menyegerakan program tersebut. "Program sekolah gratis ini sejalan dengan program Bapak Presiden RI Prabowo Subianto," ujarnya.
Tidak hanya itu Bobby kini sedang menyiapkan program sekolah unggulan di Kepulauan Nias.
Ia menargetkan lima sekolah unggulan terbangun di Sumut. "Target kita maunya lima. Setahun satu, target kami mudah-mudahan lima," ucap Bobby.
Ketua DPRD Sumut Erni Ariyanti menyampaikan dukungannya terhadap penerapan program sekolah lima hari mulai tahun ini.
"Pada prinsipnya kami DPRD Sumut mendukung program baik yang dilakukan Bapak Gubernur Sumut," kata Erni.