Medan (ANTARA) - Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Sumatera Utara mencatat 500 kepala keluarga terdiri dari 1.550 jiwa yang terdampak akibat banjir yang melanda Kota GunungSitoli, Pulau Nias, Sumatera Utara.
Berdasarkan laporan yang diterima di Medan, Senin, banjir tersebut diakibatkan meluapnya Sungai Nou dampak hujan lebat dengan intensitas tinggi dan berlangsung lama pada 17 Maret 2025 pukul 01.00 WIB hingga 07.00 WIB.
Pusdalops PB Sumut mencatat ratusan kepala keluarga yang terdampak bencana itu tersebar di tiga kecamatan, tujuh kelurahan maupun desa yang terdampak akibat banjir tersebut.
Adapun kecamatan yang terdampak yakni Kecamatan Gunung Sitoli yang yang melanda empat kelurahan atau desa seperti, Kelurahan Pasar, Kelurahan Ilir, Desa Lasara Bahili, Desa Mudik. lalu Kecamatan Gunungsitoli Barat melanda Puskesmas Gunungsitoli Barat dan Desa Tumori Balohili dan Kecamatan Gunungsitoli Selatan melanda Desa Hiligodu Ombolata.
Pusdalops mencatat banjir tersebut juga mengakibatkan fasilitas umum seperti Puskesmas sekolah serta sejumlah ruas jalan terdampak akibat banjir yang tingginya mencapai 50 centimeter hingga 100 centimeter tersebut.
Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik BPBD Sumut Sri Wahyuni Pancasilawati mengatakan bahwa data tersebut sifatnya sementara yang diterima Pusdalops PB Sumut atas kejadian bencana itu.
Yuyun sapaan akrabnya mengatakan bahwa berbagai upaya penanganan atas kejadian bencana tersebut telah dilakukan sejumlah pemangku kebijakan terkait.
"BPBD setempat telah melakukan koordinasi lintas sektor untuk melaksanakan pembersihan endapan lumpur pada ruas badan jalan/gang menuju pemukiman warga dan pembersihan material pohon tumbang pada ruas jalan Desa Hilogodu Ombolata," ujar Yuyun.
Selain itu, kata dia, BPBD setempat yang melibatkan pemangku kebijakan terkait melaksanakan pembersihan pada fasilitas kesehatan dan pendidikan dan berbagai upaya lainnya.
"Melalui perangkat kelurahan/desa, tim menyarankan agar tetap waspada dalam antisipasi dalam menghadapi bencana berdasarkan data informasi cuaca dari BMKG," ujarnya.