Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengapresiasi keberadaan Pusat Riset Genomik Pertanian di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian nasional.
Demikian disampaikan Jokowi dalam peresmian pusat riset tersebut di Sumatera Utara, Rabu, sebagaimana disaksikan melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta.
“Saya mengapresiasi dan menghargai dibukanya Pusat Riset Genomik Pertanian ini agar produksi kita per hektare baik itu kemenyan, kopi, padi, kentang, bawang merah dan bawang putih, semua per hektare harus naik, karena kita memiliki pusat riset yang sangat baik di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara ini,” kata Jokowi.
Dia mengatakan saat ini perubahan iklim sangat nyata dirasakan dan dampaknya tidak hanya berkaitan dengan udara panas di semua negara, namun juga produksi pangan dunia menjadi turun.
“Karena perubahan cuaca yang tidak jelas, perubahan iklim yang tidak pasti, panasnya berapa bulan, hujannya berapa bulan, sulit sekarang ini diprediksi dan dihitung, sehingga menyebabkan produksi pangan di hampir semua negara turun. Dan ketakutan dunia adalah nantinya terjadi krisis pangan,” jelasnya.
Dia mengatakan di Indonesia riset-riset mengenai pangan, hortikultura masih jauh tertinggal dari negara-negara lain. Dia mencontohkan untuk produksi kopi nasional saja kira-kira hanya 2-2,3 ton per hektare, sementara di negara lain sudah mencapai 8-9 ton per hektare.
“Artinya bibit, benih unggul yang kita miliki kalah dari mereka. Padi juga sama, per hektare kita baru 5,2 ton, negara lain bisa sampai 7 ton, artinya riset di sini kita masih kalah dengan negara lain,” tuturnya.
Dia meminta seluruh pihak terkait untuk menjalin kerja sama dengan siapapun atau negara manapun untuk bisa mendapatkan benih dan bibit unggul, sehingga produktivitas produksi padi dan bahan pangan bisa meningkat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden apresiasi keberadaan Pusat Riset Genomik Pertanian di Sumut