Medan (ANTARA) - Penjabat Gubernur Sumatera Utara Hassanudin bertemu Duta Besar (Dubes) Kanada untuk Indonesia HE Jess Dutton membahas potensi kerja sama antar kedua pihak di Medan, Sumatera Utara.
"Dengan pertemuan ini, kita berharap akan ada kerja sama antara Kanada dan Provinsi Sumut di berbagai sektor," ujar Hassanudin usai kunjungan Dubes Kanada, di Medan, Rabu.
Dalam kesempatan itu, Hassanudin memaparkan sejumlah potensi yang di miliki Provinsi Sumatera Utara untuk dilakukan kerja sama antar kedua pihak.
Ia menjelaskan bahwa Provinsi Sumatera Utara memiliki potensi di berbagai sektor seperti jumlah penduduk, demografi, potensi pertanian, perkebunan, perikanan, pariwisata, industri, pendidikan, budaya, kesehatan, hingga sumber daya manusia (SDM)
Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara per 31 Desember 2022 sekitar 15.372.437 jiwa yang dihuni dari berbagai etnis seperti Batak, Karo, Mandailing, Jawa, Nias, Melayu, Tionghoa, Minang kabau, Aceh, Banjar, Banten, Sunda, dan lainnya
“Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi dengan populasi terbesar kelima di Indonesia. Provinsi Sumatera Utara mempunyai potensi pariwisata, pertambangan, perkebunan, dan alam yang sangat potensial," kata dia.
Ia juga menjelaskan bahwa perekonomian wilayah ini di topang dari berbagai sektor sumber daya energi, pertanian, perkebunan, pariwisata, ekspor dan impor. Untuk produk pertanian Sumut, ada karet, cokelat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau.
“Komoditas tersebut telah diekspor ke berbagai negara dan memberikan sumbangan devisa yang sangat besar bagi Indonesia," sebut dia.
Untuk itu, dia berharap dengan potensi yang dimiliki Provinsi Sumatera Utara, antar kedua pihak dapat membuka peluang kerja sama yang dapat meningkatkan berbagai sektor.
“Kami akan merasa senang apabila Kanada turut berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas SDM Indonesia, khususnya Provinsi Sumut dengan adanya kerjasama nantinya," cakap dia.
Kepala Bidang Promosi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dalam kesempatan yang sama mengatakan provinsi ini memiliki sejumlah kawasan khusus ekonomi, seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei.
Kawasan ini ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2012 pada 27 Februari 2012 dan merupakan KEK pertama di Indonesia diresmikan Presiden Joko Widodo.
Dia menjelaskan KEK Sei Mangkei yang berlokasi Kabupaten Simalungun ini memiliki kegiatan utama berupa industri pengolahan kelapa sawit, pengolahan karet, pariwisata dan logistik.
KEK Sei Mangkei ini, lanjut dia, akan difokuskan untuk menjadi pusat pengembangan industri kelapa sawit dan karet hilir berskala besar dan berkualitas internasional.
“Luas lahan seluas 2.002,7 hektare. KEK Sei Mangkei terbuka akan potensi industri lainnya terutama di sektor hilir dengan nilai tambah yang tinggi. Ada juga Kawasan Industri Medan. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1988. Kemudian ada juga kawasan baru yakni Kuala Tanjung dengan luas sekitar 3.400 hektare. Lokasinya dekat dengan Pelabuhan Kuala Tanjung. Untuk sektor pariwisata ada kaldera resort, dan lainnya," kata dia.
Sementara itu, Dubes Kanada untuk Indonesia HE Jess Dutton menyampaikan bahwa pertemuan ini sebagai upaya untuk memperkuat hubungan, mengingat Kanada dan Indonesia memiliki hubungan yang telah terjalin sejak lama.
"Kanada dan Indonesia memiliki hubungan yang terus bertumbuh. Pertemuan ini sebagai upaya agar hubungan tersebut semakin kuat di segala sektor. Bukan hanya di sektor komersil, namun juga hubungan sesama manusia secara global," ujar dia.
Kanada dan Indonesia, lanjut dia, merupakan negara sahabat dengan kerja sama yang erat, pasar yang prospektif bagi upaya peningkatan ekspor, dan sumber potensial bagi investasi dan wisatawan asing. Kanada merupakan negara penghasil minyak bumi terbesar di dunia yang menduduki peringkat empat setelah Rusia.
Negara dengan julukan The Great White North itu terdiri dari mata pencaharian masyarakat di sektor agraris. Selain itu, banyak dari masyarakat yang menjadi peternak maupun menjalankan perekonomian dari sektor perikanan dan pertambangan. Masyarakat Kanada juga sangat menjunjung toleransi.
"Indonesia dipandang sebagai negara besar di ASEAN dengan pertumbuhan ekonomi luar biasa pada tahun 2050. Kanada ingin sekali menjalin kerja sama dengan negara Indonesia, bukan hanya dari segi bisnis, tapi juga di bidang akademi. Memposisikan Indonesia menjadi kekuatan yang lebih kuat," kata dia.*
Pj Gubernur Sumut bertemu Dubes Kanada bahas potensi kerja sama
Rabu, 12 Juni 2024 23:47 WIB 557