Medan (ANTARA) - Perum Bulog Kanwil Sumatera Utara (Sumut) sudah menyerap sekitar 14 ribu ton beras dari petani mulai Januari sampai dengan April 2024.
"Target kami mampu menyerap 27 ribu ton pada tahun 2024," ujar Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumut Arif Mandu, di Medan, Senin.
Arif melanjutkan dari jumlah beras petani yang sudah dibeli Bulog Sumut, 75 ton di antaranya diserap dengan skema public service obligation (PSO) atau untuk pelayanan publik, sisanya secara komersial.
Adapun harga beras untuk skema PSO disesuaikan dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yang sudah difleksibelkan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas), yakni Rp11.000 per kilogram. Sebelumnya, HPP itu adalah Rp9.950 per kilogram.
"Perubahan harga tersebut membuat kami bisa membeli dengan harga pemerintah," kata Arif.
Menurut dia, andai Bapanas tidak menambah HPP, Bulog sulit menyerap beras petani karena harganya tinggi.
Hal itulah yang membuat Perum Bulog Sumut lebih banyak mendatangkan beras petani ke gudang dengan skema komersial atau harganya disesuaikan dengan pasar.
"Harga komersialnya di kisaran Rp11.550 sampai Rp12.000 per kilogram," ujar Arif.
Dia memaparkan, Bulog Sumut mendapatkan beras dari panen-panen di kabupaten-kota seperti Serdang Bedagai, Deli Serdang, dan Batu Bara yang selalu ada setiap bulan.
Namun, menurut Arif, harga beras di petani bisa ditekan lebih murah ketika beras dari Aceh turut meramaikan pasar di Sumut.
"Kalau di Aceh panen, berasnya masuk ke Sumut, sehingga harga bisa sedikit ditekan," kata dia pula.
Bapanas meminta Perum Bulog memperkuat serapan gabah petani menyusul terjadinya panen raya di beberapa wilayah demi memenuhi pasokan dalam negeri.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyebut, agar penyerapan beras petani lebih banyak, pemerintah mengeluarkan kebijakan fleksibilitas HPP yang memungkinkan Bulog menyerap gabah atau beras dan menjaga harga di tingkat petani.
Kebijakan fleksibilitas yang berlalu sejak awal April hingga 30 Juni 2024 ditujukan untuk mendorong peningkatan serapan Bulog pada periode panen raya.
"Di masa panen raya seperti ini, Bulog agar terus memperkuat perannya sebagai offtaker hasil panen petani. Kita menjaga harga di tingkat petani supaya tidak jatuh. Tidak ada alasan Bulog tidak serap karena kita punya dryer, keringkan lalu simpan dalam bentuk GKG (gabah kering giling)," kata Arief.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bulog Sumut serap 14 ribu ton beras petani sampai April 2024