Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan bahwa hingga saat ini distribusi barang-barang impor masih masuk dalam kategori lancar di tengah panasnya situasi geopolitik di Timur Tengah.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Budi Santoso menyebutkan Kemendag terus memantau kondisi terkini, terlebih pada distribusi yang melalui jalur Terusan Suez.
"Biasanya yang melalui sana kan gandum, tapi sampai saat ini masih lancar, belum ada kendala," ujar Budi di Jakarta, Jumat.
Kemendag terus mendapat laporan terkini dari perwakilan dagang yang berada di luar negeri terkait dengan pengiriman barang-barang impor.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta para pelaku usaha untuk menahan impor produk konsumtif di tengah situasi ketidakpastian global yang terjadi saat ini.
"Saya berharap bahwa impornya dalam situasi seperti sekarang bukan impor produk-produk konsumtif," kata Airlangga.
Airlangga juga mendorong para pelaku usaha dan masyarakat untuk belanja produk dalam negeri. Dengan begitu, perdagangan domestik bisa terpacu bukan dengan barang impor tetapi dengan barang dari dalam negeri sendiri.
Ia berharap sektor ritel dapat menjadi salah satu tulang punggung perekonomian nasional terutama pada saat ketidakpastian global yang tinggi terjadi.
Menurut Airlangga, sektor ritel banyak menyerap tenaga kerja. Selain itu, sektor ritel juga dinilai penting karena menjadi tempat untuk menyerap produksi dalam negeri.
Dia mengapresiasi keberadaan sektor ritel di Indonesia. Apalagi, sektor tersebut juga kini telah pulih dibandingkan periode pandemi COVID-19 yang lalu.
Airlangga berharap sektor ritel dapat dibentuk sebagai ritel modern yang juga menjadi salah satu outlet untuk pemenuhan kebutuhan pokok dan menjadi jendela (window) kenaikan harga. Dengan begitu, ritel modern dapat berperan untuk menjaga stabilitas harga.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemendag: Distribusi barang impor lancar meski geopolitik memanas
Kemendag tegaskan distribusi barang impor lancar di tengah panasnya geopolitik
Jumat, 19 April 2024 20:24 WIB 749