Medan (ANTARA) - Atlet petanque Sumatera Utara yang dipersiapkan untuk menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 akan berangkat ke Thailand guna menjalani try out demi semakin mematangkan persiapan untuk prestasi di PON.
Kabid Binpres Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) Sumatera Utara, Edward Keliat di Medan, Rabu, mengatakan, persiapan demi persiapan terus digeber dalam upaya untuk semakin mematangkan persiapan atlet demi hasil maksimal nantinya di PON 2024.
Salah satu yang dilakukan adalah dengan melakukan try out ke sejumlah negara yang dinilai perkembangan olahraga petanque cukup maju dan memiliki banyak kompetisi. Dalam hal ini dipilih Thailand sebagai tujuan try out karena dinilai memiliki banyak atlet yang dapat dijadikan sebagai lawan latih tanding.
"Estimasi sampai 1 bulan di Thailand. Di sana ada banyak pertandingan jadi bisa latih tanding juga di sana. Rencananya Mei atau Juni ke sana. Thailand itu untuk olahraga petanque nya sudah menjadi olahraga masyarakat," katanya.
Dijelaskan, FOPI Sumut kini menyiapkan 20 atlet terbaiknya terdiri dari 10 putra dan 10 putri. Para atlet menjalani 12 sesi latihan selama seminggu dengan trio pelatih Dr Ibrahim Sembiring, Edward dan Andarias Ginting.
"Kepada semua atlet juga terus diingatkan agar terus meningkatkan kemampuannya karena target kita di PON mendatang setidaknya bisa membawa dua medali emas. Target itu tidak mudah karena lawan juga tentunya punya ambisi yang sama. Itu artinya kita semua harus berjuang dengan keras mulai hari ini sampai PON digelar nanti, " katanya.
Sebelumnya Ketua FOPI Sumut Liliana Puspa Sari mengatakan
pihaknya terus memaksimalkan persiapan atlet binaannya demi memenuhi target maksimal nantinya di PON 2024 dan berbagai program pembinaan yang sudah disusun diminta untuk terus diseriusi oleh semua atlet.
Keseriusan itu terlihat dengan program desentralisasi atlet dengan menyediakan mess atau penginapan.Semua ini dilakukan agar atlet bisa benar-benar fokus berlatih.
"Biar fokus juga. Supaya pulang latihan tidak ke mana-mana lagi. Kan resiko juga. Dengan desentralisasi itu, semua atlet akan lebih terpantau sehingga semua program pembinaan benar benar berjalan sebagaimana mestinya, " katanya.