Medan (ANTARA) - Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi (Disbudparekraf) Sumatera Utara meminta pemerintah kabupaten dan kota aktif melengkapi basis data di aplikasi "DiSumutAja".
"Kami meminta Dinas Pariwisata di kabupaten dan kota untuk memberikan data potensi wisata mereka termasuk industri pendukungnya," ujar Kepala Disbudparekraf Sumut Zumri Sulthony di Medan, Rabu.
Menurut Zumri, data dari pemerintah kabupaten dan kota akan semakin membantu wisatawan termasuk turis mancanegara mencari destinasi pariwisata termasuk UMKM di sekitarnya dengan satu aplikasi.
Oleh sebab itu, dia mengimbau Dinas Pariwisata di kabupaten dan kota di Sumut menyertakan alamat lengkap tujuan wisata di daerahnya berserta foto di aplikasi tersebut.
"Kami berharap semuanya dilakukan lebih cepat," kata Zumri.
Aplikasi "DiSumut Aja" adalah salah satu upaya digitalisasi Disbudparekraf Sumut untuk mempercepat pertumbuhan potensi pariwisata provinsi beribu kota Medan ini, dan mendatangkan lebih banyak turis.
Di dalam aplikasi tersebut terdapat berbagai informasi soal destinasi wisata di Sumut mulai dari alam hingga kuliner.
Tersedia pula pemberitahuan mengenai beberapa hal penting, misalnya tempat penginapan, penyewaan kendaraan dan agen perjalanan.
Ke depan, Zumri menambahkan, "DiSumutAja" bisa saja dikembangkan lebih lanjut agar dapat melayani pembayaran daring.
"Peta besarnya memang bisa ke arah sana. Namun, hal itu membutuhkan energi yang besar seperti untuk server dan menghubungkannya dengan berbagai sektor," kata dia.
Pada 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara menyatakan, ada 197.015 wisatawan mancanegara berkunjung ke Sumut atau meningkat 164,46 persen dibandingkan tahun sebelumnya (74.498 orang).
Sepanjang periode itu, wisatawan asal Malaysia menjadi yang terbanyak datang ke Sumut yakni 99.041 orang atau sekitar 51 persen dari total keseluruhan.
Setelah Malaysia, Singapura berstatus negara asal pelancong luar negeri terbanyak ke Sumut pada tahun 2023 yakni 11.887 orang.
Tiga negara dominan lainnya yaitu China (4.416 orang), Thailand (2.390 orang), dan Australia (4.123 orang).