Medan (ANTARA) - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil I tidak menemukan indikasi adanya spekulan dan kartel pangan di Sumatera Utara pada akhir tahun 2023, di tengah masa libur Natal dan Tahun Baru 2024.
"Kami tidak menemukan pelanggaran UU Persaingan Usaha (Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat-red)," ujar Kepala KPPU Kanwil I Ridho Pamungkas di Medan, Kamis.
Ridho melanjutkan, pihaknya menduga tindakan-tindakan ilegal terkait pasokan pangan tidak terjadi lantaran mencukupinya stok di lapangan.
Komoditas seperti gula pasir dan beras, yang disebut Ridho rawan ditimbun, juga dalam kondisi stok yang aman.
"Perum Bulog Sumut mampu memenuhi stok," tutur dia.
Selain itu, Ridho menambahkan, harga-harga berbagai komoditas pangan juga relatif stabil meski masih tinggi.
Menurut dia, tidak ada lonjakan harga tidak wajar dari komoditas-komoditas pangan di pasar.
"Kami sudah melakukan inspeksi mendadak. Harga beberapa komoditas pangan memang relatif tinggi tetapi tidak terjadi lonjakan. Masih relatif stabil," kata Ridho.
Meski demikian, KPPU Kanwil I tetap meminta Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan pemerintah kabupaten-kota di dalamnya untuk terus melakukan operasi pasar bersama pemangku kepentingan terkait sepanjang periode Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Selain itu, KPPU pun mengimbau masyarakat untuk berbelanja dengan bijak sesuai kebutuhan. Tidak perlu membeli secara berlebihan.
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena stok pangan cukup. Jangan melakukan hal-hal seperti penimbunan saat Natal dan Tahun Baru seperti saat ini," ujar Ridho.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) sudah menyatakan bahwa kebutuhan pangan di wilayahnya cukup untuk periode Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
"Berdasarkan pengecekan pada Rabu (13/12) dan hari ini bersama Satgas Pangan Pusat dan provinsi, kami menegaskan bahwa komoditas pangan cukup untuk masyarakat," ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sumut Muhammad Juwaini.