Medan (ANTARA) - Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Dr Muryanto Amin, S.Sos, M.Si mengukuhkan lima guru besar tetap perguruan tinggi tersebut di Gelanggang Mahasiswa USU.
Lima guru besar yang dikukuhkan, yakni Prof Ir Surya Hardi, M.S. Ph.D dari Fakultas Teknik, Prof Dr Iskandar Zulkarnain, M.Si. dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Prof Dr Ir Juliza Hidayati, M.T dari Fakultas Teknik, Prof dr Tri Widyawati, M.Si, Ph.D. dari Fakultas Kedokteran, dan Prof Ir Nazaruddin, M.T. Ph.D. dari Fakultas Teknik.
"Guru besar merupakan capaian tertinggi dari kerja keras dosen yang melakukan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tugas ini membawa tantangan dan dinamika yang terus berkembang seiring perubahan dunia," kata Rektor USU Prof Dr Muryanto Amin, S. Sos, M.Si, dalam keterangan tertulis yang diterima di Medan, Kamis.
Muryanto menyebut jumlah guru besar dalam perguruan tinggi dengan rasio yang ideal sangat penting untuk diakui oleh masyarakat dalam layanan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
"Bagi perguruan tinggi, sangat penting memiliki jumlah guru besar dengan rasio yang ideal sebagai dasar bahwa layanan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat diakui oleh masyarakat global. Seorang guru besar tidak akan pernah berhenti mengembangkan ilmu pengetahuan, menyebarkan kemajuan peradaban kemanusiaan, dan menjaga etika/moral kehidupan," ucapnya.
Ia mengatakan pada generasi sekarang, kebijakan yang terbuka dan dinamis dianggap sebagai kebijakan kunci untuk merespons perubahan pola komunikasi. Menyoroti contoh konkret perubahan perilaku generasi Z dan keragaman dalam pemahaman guru besar terhadap jurnal terindeks internasional sebagai tantangan dalam menjaga reputasi perguruan tinggi.
Generasi Z, yang semula interaktif, setelah menggunakan gawai proses komunikasinya menjadi pasif, sehingga tidak terjadi komunikasi efektif. Ukuran utama dari lembaga pemeringkat internasional adalah jumlah publikasi yang terindeks Scopus.
"Kita sudah memutuskan menjadi universitas berkelas dunia yang penilaiannya sangat tergantung dari jumlah publikasi. Kekuatan utamanya bersumber dari dosen yang mendiseminasi hasil risetnya di jurnal internasional terindeks Scopus maupun WOS serta membuat hilirisasi," katanya.
Rektor mengatakan perubahan kebijakan di USU adalah bagian dari kontribusi untuk menghasilkan Generasi Emas 2045.
Rektor menekankan perluasan pengakuan internasional dan perubahan fundamental dalam pola pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat sebagai langkah menuju peringkat universitas berkelas dunia.
"Kita harus melakukan perubahan fundamental agar menghasilkan pola pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat terbaik. Pola terbaik itu perlu dicontohkan dari para guru besar, yang dikoordinasikan oleh Dewan Guru Besar USU. Pola itu juga menjadi modal untuk penguatan ekosistem pendidikan di kampus ini," kata Rektor.
Sementara itu, Prof Dr Iskandar Zulkarnain, M.Si. mengungkapkan sebagai guru besar baru dalam bidang Ilmu Komunikasi yang sekarang juga ditugaskan sebagai Ketua Program Studi Magister dan Doktor Ilmu Komunikasi FISIP USU, Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi FISIP USU ini merupakan satu-satunya di wilayah barat.
Ia mengatakan akan merancang dan membuat Program Studi ini menjadi unggulan.
"Sebagai guru besar yang baru diangkat, saya juga pada hari ini sampai empat tahun ke depan diamanahkan sebagai Ketua Prodi Magister dan Doktor Ilmu Komunikasi Fisip USU. Dengan capaian prestasi ini saya ingin teman-teman saya segera mencapai prestasi jenjang akademik tertinggi ini. Ke depannya kita akan merancang, membuat program studi Ilmu Komunikasi ini menjadi unggulan di wilayah Sumatera Utara atau wilayah Barat," katanya.
Iskandar menambahkan karena Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi ini satu-satunya di luar pulau Jawa, diharapkan menjadi ikon terbaik.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Universitas Sumatera Utara kukuhkan lima guru besar