Padang Lawas Utara (ANTARA) - Institut Teknologi Sains (ITS) Padang Lawas Utara (Paluta) melaksanakan pendampingan dan pelatihan Teknologi Tepat Guna (TTG) pembuatan pupuk organik cair dari limbah ternak dan rumah tangga (zero wasted) di Desa Nagasaribu, Kecamatan Padangbolak Tenggara di kabupaten itu.
"Pendampingan tersebut bagian pelaksanaan program Macthing Fund Kadaireka tahun 2023," Wakil Rektor ITS Paluta, DR Aziddin Harahap dalam keterangan tertulisnya terima pada Kamis (26/10).
Pendampingan itu melibatkan para unsur pimpinan Kecamatan Padangbolak Tenggara, unsur pimpinan desa, lembaga swasta dan keluarga-keluarga berisiko stunting termasuk Kepala Desa Nagasaribu Ferry Ferdiansyah, civitas Akademik ITS Paluta.
"Pendampingan dan Pelatihan TTG pembuatan pupuk organik cair dari limbah ternak dan rumah tangga (zero wasted) ini bertujuan untuk membantu masyarakat dalam penggunaan pembuatan pupuk organik sehingga dapat meningkatkan pendapatan," katanya.
Selain itu juga berguna untuk mendapatkan ilmu pengetahuan melalui program pelatihan pengoptimalan pemanfaatan lahan pekarangan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga dalam melakukan percepatan penurunan stunting.
“Kegiatan ini dilaksanakan secara khidmat dan dibimbing beberapa narasumber yang sengaja diundang, yaitu Merry Susanti SPt MAP dari Dinas Pertanian Kabupaten Padanglawas Utara," katanya.
Nara sumber Merry Susanti memaparkan manfaat pupuk organik cair dapat meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah dan mengurangi dampak negatif dari pupuk kimia.
Dia mengajak peserta untuk bersama-sama mengaplikasikan pupuk cair tersebut setelah selesai mengikuti pelatihan ini. Agar masyarakat khususnya keluarga yang berisiko stunting tidak lagi kesusahan untuk pangan-nya. Sebab sudah tahu tata cara pembuatan pupuk organik untuk tanamannya.
Nara sumber lain, Lili Diana Fitri SSos MKM selaku Kabid Advin Kie dan Pergerakan Kabupaten Padanglawas Utara, menjelaskan tentang upaya pencegahan stunting pada anak melalui pemenuhan gizi seimbang pada masa 1.000 hari pertama kehidupan.
Di katakannya stunting merupakan pertumbuhan anak lambat (kerdil) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar kesehatan.
"Ciri-ciri anak stunting berat badan kurang dari 2,5 Kg, panjang badan kurang dari 47 Cm, lingkar kepala kurang dari 31,5 Cm. Stunting bisa dicegah melalui pemenuhan kebutuhan gizi sejak dalam kandungan. Anak bayi harus diberi ASI eksklusif sampai berusia 6 bulan. Kemudian pertumbuhan anak harus terus dipantau dan selalu menjaga kebersihan lingkungan," katanya.
Dia juga mengapresiasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi melalui program Kedaireka yang dilaksanakan ITS Paluta, selaku perguruan tinggi yang ikut serta dalam dalam mewujudkan penurunan dan pencegahan stunting ini khususnya di desa lokus Kabupaten Padanglawas Utara.
"Tugas berat ini kami selaku pemerintah daerah dapat terbantu dengan peran-peran perguruan tinggi dan lembaga lainnya dalam pencegahan dan penurunan stunting," sebutnya.
Kegiatan ini disambut antusias pemerintah daerah, BUMN dan swasta, khususnya seluruh lapisan masyarakat berisiko stunting, karena turut berupaya menurunkan prevelensi stunting di Paluta untuk menciptakan generasi muda yang sehat dan cerdas.
Pada kesempatan itu, Wakil Rektor ITS-Paluta memberikan bantuan ayam kampung DOC, bibit terung ungu, sawi manis, kangkung, cabe rawit, daun kelor gembor air, pupuk urea dan NPK untuk peserta, melalui Kades Nagasaribu.