Ismail Lubis mengatakan khusus memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, pihaknya memberikan literasi promosi kesehatan jiwa kepada masyarakat.
"Literasi promosi kesehatan jiwa akan diberikan kepada generasi muda yang masih duduk di bangku sekolah," katanya.
Ismail berharap dengan adanya literasi itu juga merubah pandangan masyarakat terhadap rumah sakit jiwa yang selama ini dianggap menakutkan.
"Rumah sakit jiwa tidak lagi menakutkan di mata masyarakat. Kita ngin masyarakat yang datang merasa aman, nyaman dalam melakukan pemeriksaan kesehatan jiwanya," jelasnya
Pihaknya sudah menyiapkan sejumlah layanan promosi kesehatan dan fasilitas seperti dokter, tempat tidur Napza, pelayanan promosi kesehatan deteksi sejak dini, psikolog, serta pemeriksaan kesehatan lainnya.
"Berdasarkan undang-undang, rumah sakit jiwa harusnya 60 persen itu untuk layanan jiwa dan 40 persen itu untuk layanan umum. Jadi di rumah sakit jiwa ini bisa juga melakukan pemeriksaan kesehatan lainnya. Karena kami sudah menyiapkan dokter-dokter yang bukan ahli jiwa saja. Namun untuk saat ini layanan yang masih dominan adalah layanan jiwa yang hampir 100 persen," ujarnya