Menurut dia, mereka terlihat bukan hanya senang dapat menghasilkan sayur-sayuran sehat di pekarangan rumah sendiri, melainkan juga sangat bersyukur dapat memberikan makanan sehat untuk keluarga masing-masing.
"Kalau ibu-ibunya mengikuti PIK dan bapak-bapaknya ikut kegiatan pertanian ramah lingkungan yang juga dijalankan AQUA Langkat, tentunya pendapatan rumah tangga warga semakin besar," ujar Michael Liemena.
Stakeholder Relations Manager Pabrik AQUA Langkat Jimmi Simorangkir mengatakan, program PIK AQUA Langkat sudah dijalankan sejak 2019. Sejak saat itu hingga kini sudah ada 89 anggotanya.
Anggota PIK itu ada di dua desa, yakni Desa Pasar VI Kwala Mencirim dan Desa Namu Ukur Utara.
"Program PIK memang sudah digelar sejak 2019. Diawali dengan pelatihan bertanam, membuat pupuk organik, hingga cara panen dan menjualnya," katanya.
Tim pendamping bahkan mengajarkan berjualan secara online dengan memanfaatkan media sosial.
"Para ibu dilatih dulu, baru dibantu bibit dan pupuk organik yang dibuat secara berkelompok," kata Jimmy.
Pendampingan bagi anggota PIK bahkan terus dilakukan meski sebagian besar di antaranya sudah bisa mandiri dan berhasil dengan bisnis sayur-mayurnya.
Termasuk beberapa warga yang sudah berhasil menjadi penjahit usai dilatih yang masuk dalam Program Economy Development.
Tim pendamping AQUA Langkat, misalnya, terus mengingatkan dan mengajak anggota PIK berkumpul untuk membahas berbagai hal tentang tanaman sayur-mayur itu.
"Pada momen-momen tertentu seperti perayaan HUT RI, AQUA Langkat menggelar lomba. Tujuannya agar para ibu tetap semangat dan termotivasi untuk lebih kreatif dalam mengembangkan tanaman sayur-sayurannya," katanya.
Direktur Eksekutif SOI, Renta Morina E Nababan, menyebutkan, SOI mengedukasi, mendampingi, dan membentuk sebuah Kelompok Pertanian Pekarangan Ramah Lingkungan yang didominasi oleh kaum perempuan yang diberi nama Kelompok PIK.
Mulanya, kata dia, tim hanya mengajak ibu-ibu mengelola sampah rumah tangga menjadi eco enzyim yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman pekarangan rumah mereka.
Selama perjalanan kelompok, hasil dari pekarangan rumah sendiri terbukti mampu membantu para ibu rumah tangga untuk menyediakan makanan yang lebih sehat di meja makan keluarga masing-masing.
Selain itu, ujar Renta Nababan yang akrab dipanggil Iren itu, sebagian dari hasil panen dijual untuk menambah pendapatan keluarga.
"Sangat bersyukur para ibu bersemangat bertanam dan mau diajari membuat pupuk," katanya.
Tim SOI juga mengajarkan para anggota PIK memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan penjualan.
External Relations Danone-AQUA Wilayah Sumatera, Wirnos, menyebutkan, program PIK dan pertanian ramah lingkungan menunjukkan komitmen Pabrik AQUA Langkat peduli dengan lingkungan khususnya di sekitar pabrik.
"Jadi bukan hanya sibuk menghasilkan air minum dalam kemasan berkualitas tinggi yang bermanfaat untuk kesehatan, namun juga menjalankan berbagai kegiatan yang membawa dampak positif untuk lingkungan sekitar dan sekaligus ikut meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Wirnos.
Program PIK itu pun direncanakan akan terus dikembangkan di sekitar pabrik AQUA Langkat.
Bukan hanya untuk menambah pundi-pundi pendapatan warga, tetapi juga menjaga kesehatan warga dengan mengonsumsi makanan sehat serta membantu memulihkan kerusakan lahan akibat penggunaan pupuk kimia yang telah berlangsung dalam waktu yang cukup lama.