Phaknya akan menggencarkan sosialisasi tanggap bencana kepada masyarakat guna memberikan pemahaman terhadap potensi bencana.
"Kemudian melakukan sosialisasi kepada aparatur-aparatur di daerah kita lakukan pelatihan secara rutin serta kemudian juga kita imbau untuk menetapkan daerah yang rawan-rawan bencana itu di mana-mana saja," katanya.
Ia mengatakan daerah setempat telah membentuk tim reaksi cepat yang terdiri atas beberapa pemangku kepentingan terkait, antara lain untuk memberikan informasi dan pelatihan tanggap bencana.
"Tim reaksi cepat, cepat ini organisasi OPD-OPD tingkat sektor yang di tetapkan oleh kepala daerah, kalau di Sumatra Utara ini ditetapkan oleh Pak Gubernur, pada Tahun 2018 yang lalu kita sudah mempunyai SK-nya melibatkan Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, TNI/Polri, dan BMKG," kata Sofian.
Dia menyebut 247 peristiwa bencana terjadi di Sumatera Utara selama Januari-Oktober 2023, meliputi 71 tanah longsor, 64 kebakaran hutan dan lahan , 57 angin puting beliung, dan 55 Banjir.