Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan pengadaan kapal selam masih menjadi prioritas untuk membangun kekuatan TNI AL, baik dalam pemenuhan kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF) maupun proyeksi postur kekuatan 2025–2045.
Laksamana Ali saat ditemui selepas acara Sarasehan TNI AL di Balai Samudera, Jakarta, Senin, menjelaskan saat ini TNI AL diperkuat empat unit kapal selam, sementara targetnya sebagaimana dicanangkan dalam MEF sampai akhir 2024 ada 12 unit kapal selam.
"Di hulu memang sudah kami hitung rencana ideal 12 (kapal selam) ya. Itu juga kami tetap mempertimbangkan kesiapan anggaran dari pemerintah. Tetapi, saat ini kami akan dukung dulu mungkin yang terdekat ini beberapa kapal selam saja, mungkin jumlahnya tidak sampai lima. Saat ini sudah ada empat,” katanya.
Empat kapal selam yang saat ini memperkuat TNI AL masing-masing KRI Cakra-401, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405.
Selain KRI Cakra-401, tiga kapal selam lainnya merupakan hasil kerja sama industri pertahanan Indonesia dan Korea Selatan.
KRI Alugoro pun menjadi satu-satunya kapal selam milik TNI AL yang dirakit di galangan kapal PT PAL, Surabaya, Jawa Timur, sementara KRI Nagapasa dan KRI Ardadedali dibuat seluruhnya di Korea Selatan.
KRI Cakra yang merupakan "kembaran" KRI Nanggala-402 merupakan kapal selam serbu buatan Jerman yang beroperasi sejak 1981.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan kapal selam itu, Kasal pun melawat ke beberapa negara di Eropa, salah satunya Jerman, untuk melihat langsung perkembangan teknologi kapal selam.
Laksamana Ali pada 25 September 2023 berkunjung ke galangan kapal selam di Kiel, Jerman, dan melihat kapal selam buatan Howaldtswerke-Deutsche Werft GmbH, Jerman, tipe 212 dan 214.