Namun, Zumri Sulthony mengaku belum mendapatkan rekomendasi resmi dari UNESCO tentang hal tersebut. Beberapa saran UNESCO yang diketahuinya berasal dari stafnya yang turut mengikuti rapat di Maroko.
Selain pembenahan organisasi, dia menambahkan, UNESCO juga meminta Pemerintah Indonesia untuk memperbanyak penelitian tentang "geotrail" dan geologi di Kaldera Toba.
Selain Kaldera Toba, daerah lain yang meraih kartu serupa adalah Gua Zhijindong (China), Taman Nasional Regional Luberon (Prancis), Madonie (Italia) dan Colca y Volcanes de Andagua (Peru).
Kartu kuning itu merupakan peringatan dari UNESCO yang berarti badan pengelola wilayah tersebut tidak memenuhi beberapa kriteria yang ditetapkan.
UNESCO pun meminta Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark untuk melakukan perbaikan sebelum dilakukan validasi ulang dua tahun kemudian.
UNESCO Global Geopark menetapkan tiga kriteria untuk "geopark" berdasarkan hasil validasi yang mereka terapkan.
Jika memenuhi semua kriteria, taman bumi tersebut berhak memperoleh "kartu hijau" dan akan divalidasi ulang empat tahun setelah status ditetapkan.
Di bawahnya ada "kartu kuning", dengan validasi ulang dilaksanakan dua tahun kemudian, dan terakhir yakni "kartu merah" yang berarti daerah tersebut tidak lagi masuk dalam UNESCO Global Geopark akibat tidak mampu menunaikan semua persyaratan.