Data dari Kementerian Pertanian menyebutkan, Thailand memberikan kontribusi sebesar 31,83 persen dari rata-rata produksi karet dunia pada periode tersebut, sementara Indonesia berada di posisi kedua dengan rata-rata produksi karet selama 2014-2018 sebesar 3,37 juta ton, dan kontribusi rata-rata produksi karet dari Indonesia di dunia mencapai 23,44 persen.
Indonesia sendiri memiliki luas Tanaman Menghasilkan (TM) karet yang terbesar di dunia, tetapi produksinya masih di bawah Thailand karena masih banyaknya tanaman karet di berbagai daerah yang sudah tua atau rusak.
Negara produsen karet terbesar ketiga adalah Vietnam dengan rata-rata produksi selama 2014-2018 sebesar 1,05 juta ton atau 7,28 persen. Posisi berikutnya berturut-turut adalah India dengan rata-rata produksi 958 ribu ton (6,66 persen), Tiongkok 822,7 ribu ton (5,72 persen), dan Malaysia 717,3 ribu ton (4,98 persen).
Disebutkan, enam negara produsen karet terbesar dunia didominasi oleh negara di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara tersebut memberikan total kontribusi rata-rata produksi karet mencapai 79,91 persen.
Tidak dapat dipungkiri, Indonesia adalah salah satu negara penghasil karet terbesar dunia. Besarnya produksi domestik membuat komoditas karet menjadi salah satu andalan ekspor nasional, dimana Amerika dan Jepang merupakan negara tujuan ekspor karet remah (crumb rubber) terbesar bagi Indonesia.
Sementara itu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor karet remah Indonesia mencapai 2,09 juta ton sepanjang Januari-November 2021. Nilai tersebut hanya tumbuh 4 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,01 juta ton.
Di sisi lain total nilai ekspor karet remah mencapai 3,56 miliar dolar AS sepanjang periode Januari-November 2021. Nilai tersebut tumbuh 36,38 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai 2,61 miliar dolar AS. Naiknya harga karet di pasar global membuat nilai ekspor karet naik cukup signifikan.
Adapun 10 negara yang menjadi tujuan ekspor karet remah terbesar bagi Indonesia periode Januari-November 2021 adalah Amerika Serikat, Jepang, India, Tiongkok, Korea Selatan, Turki, Brasil, Kanada, Rusia, dan Belgia.
Menurut Ketua Umum APBI, nilai ekspor karet remah kesepuluh negara tersebut mencapai 2,83 miliar dolar AS sepanjang periode Januari-November tahun lalu. Nilai tersebut mencapai 79,4 persen dari total nilai ekspor.
Data tersebut, lanjutnya, menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki potensi besar pada perkebunan karet, sehingga para petani jangan sampai menebang habis tanaman karetnya hanya karena hasil penjualan tidak mampu menutupi biaya produksi.
APBI, Pertamina, dan Kemenperin berdayakan perkebunan karet nasional
Minggu, 27 Agustus 2023 17:39 WIB 1853