Medan (ANTARA) - Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) menggandeng PT Pertamina dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk memberdayakan perkebunan karet nasional, terkait kekhawatiran banyaknya petani karet yang mulai menebang tanaman karetnya akibat harga yang terus merosot.
Keterangan tertulis Ketua Umum APBI, A Aziz Pane, yang diterima di Medan, Minggu (27/8/2023), menyebutkan, Kemenperin dan Pertamina akan segera melakukan langkah konkrit dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani karet di berbagai daerah di seluruh Indonesia .
Menurut Aziz, hasil karet Indonesia saat ini mengalami penurunan sangat rendah, sehingga banyak pohon karet milik petani ditebang dan diganti dengan komoditas perkebunan dan pertanian lainnya.
Mereka mengganti tanaman karet dengan kelapa sawit dan tanaman pertanian seperti jagung dan singkong. Akibatnya nanti akan berdampak pada hasil karet di Indonesia, dan kondisi demikian akan berdampak besar pada industri ban di Indonesia yang menggunakan karet sebagai bahan dasar utama ban.
Aziz lebih lanjut mengemukakan, bentuk-bentuk kegiatan yang akan dilakukan pihak Kementerian Perindustrian dan Pertamina dalam upaya memberdayakan perkebunan karet nasional meliputi penelitian mengenai kegunaan karet secara keseluruhan, yakni dari batang atau pohon, daun, dan getahnya.
Indonesia, menurut dia harus mampu mengolah karet menjadi barang jadi, dan bukan lagi diekspor sebagai karet mentah, dan ini sejalan dengan kebijakan pemerintah melakukan hilirisasi di bidang hasil-hasil alam.
Ia menyatakan optimistis bahwa apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh, kerja sama pemerintah, Pertamina, dan industri ban akan memiliki manfaat besar dalam pembangunan ekonomi nasional, dan Indonesia pun akan semakin mampu bersaing di dunia internasional.
Aziz juga mengingatkan, komoditas karet Indonesia pernah mengalami masa keemasan. Perkebunan karet milik pemerintah dan para petani bisa tumbuh dengan subur di berbagai wilayah Indonesia, sehingga tidak mengherankan ekspor karet sampai tahun 2020 bisa menduduki peringkat kedua di dunia.
Seiring dengan kondisi itu industri ban pun dapat berkembang dengan pesat sejalan dengan kebutuhan ban di dalam negeri untuk kendaraan pribadi, umum, dan truk-truk besar. Dampak positifnya, para petani karet pun bisa sejahtera pada masa itu, sehingga mereka bisa meningkatkan pendidikan anak-anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Produksi karet Indonesia
Ketua Umum APBI juga menyebutkan, berdasarkan rata-rata produksi karet dunia periode 2014-2018, Thailand menjadi negara produsen karet terbesar dengan rata-rata produksi mencapai 4,58 juta ton.