Pengrajin gula aren di Desa Suka Makmur Dusun 7, Rumah Bacang Kecamatan Kutalimbaru Deliserdang, Budi Sembiring mengatakan, untuk satu kuali dengan hasil 8 kilogram gula aren diperlukan 60 liter nira.
Ada pun untuk mendapatkan 60 liter nira diperlukan menyadap empat pohon aren karena satu pohon menghasilkan 15 liter nira.
"Jadi kami harus mengumpulkan nira 60 liter baru mulai memasaknya," katanya.
Pengrajin gula aren lainnya, Eka Sembiring menyebutkan, mereka terpaksa tetap menggunakan kayu bakar karena keterbatasan pasokan listrik dan biayanya yang juga mahal.
"Yah apa boleh buat, apinya dari kayu bakar walau menyadari bahwa bau asap mengurangi citarasa gula yang dihasilkan" katanya.
Harga gula yang dijual ke pedagang pengumpul juga dinilai murah atau paling mahal Rp20. 000 per kg.
"Memang ada ajakan untuk mencampur nira dengan gula pasir dan ampas tebu biar dapat untung lebih besar dari penjualan gula aren. Tapi batin saya menolak, saya tidak mau menipu berjualan, walau memang rasanya sedih juga dengan untungnya yang sedikit, " katanya.
Ketua DPW AAI Sumut, Edi Koesriadi sebelumnya, mengungkapkan, aren merupakan tanaman serbaguna. Mulai dari pohon hingga buahnya bisa berguna.
"Aren merupakan tanaman hutan seperti untuk reboisasi, tanaman tumpang sari karena bisa sesuai dengan tanaman lainnya dan bisa ditanam di hutan sosial dan bahkan tanaman kearifan lokal," ujar Edi Koesriadi yang dipanggil akrab Ody.
Namun akibat petani kurang memahami cara cocok tanam yang baik dan pengolahan produk secara benar, maka hasilnya belum maksimal.
Dia memberi contoh, petani membeli bibit aren yang tidak sesuai dengan kondisi lahan yang akan ditanam yang berakibat produksinya tidak maksimal.
Bank Mestika kunjungi petani dan pengrajin gula aren di Deliserdang
Jumat, 28 Juli 2023 19:42 WIB 2148